Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengungkapkan, Thailand menjadi negara kompetitor utama bagi Indonesia dalam menarik minat para investor. Alasannya, produktifitas pekerja di Thailand lebih tinggi dibanding Indonesia meskipun upah minimun di negara Gajah Putih tersebut lebih rendah dibanding dengan Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Imam Haryono mengatakan, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia berdasarkan PDB sebesar US$ 20 ribu per pekerja. Nilai tersebut lebih rendah jika dibanding dengan Thailand yang sudah mencapai US$ 22,9 ribu per pekerja.
Bahkan, jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, produktivitas pekerja Indonesia sangat jauh di bawah. Produktivitas tenaga kerja Singapura berdasarkan PDB mencapai US$ 114,4 ribu per pekerja, dan Malaysia sebesar US$ 46,6 ribu per pekerja.
"Kalau dari pemeringkatan ini, kita memang kalah jika dibanding dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand," ujarnya di Yogyakarta, Selasa (17/2/2015).
Imam melanjutkan, dengan tingkat produktifitas yang lebih tinggi, upah minimum tenaga kerja di Thailand, masih berada di bawah Indonesia. Upah tenaga di negeri gajah putih tersebut hanya sebesar US$ 197 per bulan, atau hanya sekitar Rp 2,3 juta dengan kurs rupiah Rp 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan upah minimum rata-rata tenaga kerja di Indonesia sudah mencapai US$ 226 per bulan atau sekitar Rp 2,7 juta dengan kurs rupiah Rp 12 ribu per dolar AS.
"Saat ini, upah minimum pekerja di Indonesia merupakan yang tertinggi ke-3 di ASEAN (setelah Singapura dan Malaysia). Melihat kondisi ini, Indonesia hanya berada di peringkat 7 di ASEAN dalam hal menarik dunia bisnis dari sisi upah minimun pekerja," tandasnya.
Dikeluhkan pengusaha
Upah pekerja di Indonesia yang tinggi tersebut juga dikeluhkan oleh kalangan pengusaha. Menurut mereka, kenaikan upah selama ini tidak berbanding lurus dengan produktivitas. "Sistem pengupahan Indonesia saat ini lebih berdasarkan dari kekuatan demo, padahal UMP itu sebenarnya tidak perlu didemo," jelas Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Persepatuan Indonesia (API), Harjanto
Harjanto mengungkapkan, selama ini banyak demo yang hanya ditunggangi oleh pihak tertentu dan bukan murni aspirasi dari para buruh. Selama ini, banyak aksi demontrasi yang hanya mewakili sebuah perusahaan tertentu. Para buruh diperusahaan tersebut kemudian mengatasnamakan seluruh buruh.
Oleh sebab itu, sebenarnya negosiasi mengenai UMP tersebut bukan hanya dilakukan ke pemerintah, namun lebih tepat dilakukan langsung ke perusahaan. (Dny/Gdn)
Produktivitas Pekerja Thailand Lebih Tinggi Dibanding RI
Upah minimum tenaga kerja di Thailand, masih berada di bawah Indonesia.
diperbarui 17 Feb 2015, 12:25 WIBIlustrasi Upah Buruh (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Menjaga Kesehatan Peredaran Darah: Panduan Lengkap untuk Hidup Sehat
6 Potret Terbaru Vanesha Prescilla Kembali ke Layar Lebar, Bintangi Tak Ingin Usai di Sini
Google Translate Siapkan Fitur Baru Sticky Translation Mode, Apa Fungsinya?
Segera Rampung, Masjid Negara IKN Bakal Dipakai untuk Salat Idul Fitri 2025
Di Depan Deddy Corbuzier Ustadz Das'ad Latif Bongkar Rahasia Ibu Zaman Dulu Sukses Mendidik Banyak Anak
6 Fakta Menarik Gunung Padang, Situs Prasejarah Megalitikum Berusia 25.000 Ribu Tahun
41 Tips Mengecilkan Pipi Tembem Secara Alami dan Efektif
Cuaca Besok Selasa 3 Desember 2024: Jabodetabek Pagi Mayoritas Berawan Tebal
12 Resep MPASI 6 Bulan Pertama Terbaik untuk Tumbuh Kembang si Kecil
13 Kantor Imigrasi Mulai Terapkan Penerbitan Paspor Elektronik 100 Persen, di Mana Saja?
Harga Kripto Hari Ini 2 Desember 2024: Bitcoin Naik Tipis, XRP Pimpin Penguatan
Tips Agar Cumi Tidak Alot: Panduan Lengkap Memasak Cumi Empuk