Negara Lain Minta Resep Menteri Susi Berantas Pencurian Ikan

Pemberantasan kapal pencuri ikan di perairan Indonesia menciptakan kedaulatan di sektor kelautan dan perikanan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Feb 2015, 12:38 WIB
Susi Pudjiastuti (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan keberhasilan atas kebijakannya membabat para pencuri ikan di hadapan para Gubernur.

Menurut Susi, kebijakan memberantas kapal pencuri ikan membuat terciptanya kedaulatan di sektor kelautan dan perikanan dalam waktu singkat. Bahkan, atas kemajuan tersebut negara-negara lain memintanya untuk memberikan resep atas keberhasilan tersebut.

"Barangkali negara-negara satunya menegakkan kedaulatan kurang dari 100 hari. Ini dilihat Afrika, Somalia, Sudan, mereka minta MoU ingin dapatkan resep, dari keberhasilan kita," kata dia dalam acara 'Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kelautan di 34 Provinsi', Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Dia mengatakan, keberhasilan tersebut tak akan akan terjadi tanpa arahan dari Presiden Joko Widodo menjadi laut sebagai masa depan bangsa.
Selain itu, kebijakan tersebut mendapatkan dukungan dari instansi tekait seperti Angkatan Laut, Kepolisian dan KPK. "Angkatan laut, Polri, KPK dan stakeholder membantu memblow up masalah ini," ujar Susi.

Dia mengatakan, pencurian ikan meresahkan karena merugikan negara sampai Rp 300 triliun per tahun. "Bayangkan berapa kapal tenggelam, satu pun tidak ada datang anomali. Kalau tenggelamkan tidak ada nyari itu ilegal fishing kejahatan yang luar biasa," kata Susi.

Susi Pudjiastuti pernah mengatakan, aturan pemberantasan ilegal fishing telah membuat 5.000-7.000 kapal sudah pergi dari perairan Indonesia. Ini mencatatkan penutupan ilegal fishing sukses terbesar di dunia.

Menurut Susi, Indonesia kehilangan 3 juta-5 juta ton hilang akibat pencurian ikan ilegal. Akibatnya, konsumsi ikan dari masyarakat Indonesia sangat rendah karena tidak mampu membeli ikan dengan harga tinggi. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya