Ahok: Kalau Warga Kampung Pulo Nggak Mau Pindah, Paksa Saja

Kampung Pulo di Jakarta Timur menjadi salah satu titik terparah setiap kali banjir menerjang Ibukota.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 17 Feb 2015, 13:50 WIB
Pada tahun 2009, Basuki mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili Partai Golkar. Ia sukses meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II. (Dok.Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kampung Pulo di Jakarta Timur menjadi salah satu titik terparah setiap kali banjir menerjang Ibukota. Namun setiap kali akan direlokasi, warga di kawasan bantaran Kali Ciliwung itu selalu menolak. Hal inilah yang membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok geram.

Pada awalnya, warga Kampung Pulo akan direlokasi ke Rusun Cipinang Besar Selatan. Namun mereka menolak karena letaknya jauh dari tempat tinggal semula. Sementara Rusun Jatinegara Barat yang lebih dekat belum selesai dibangun.

Namun, Gubernur Ahok menyatakan, akan tetap melakukan penertiban agar banjir tidak lagi melanda. Kalau tidak mau, dia akan memaksa warga untuk pindah.

"Paksa saja. Kalau kamu nggak mau ngalah, kasih sama saya, seumur hidup Kampung Pulo banjir," ucap Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Selama ini, penertiban rumah di Kampung Pulo masih saja alot. Selain belum siapnya rusun, banyak warga yang menolak pindah karena tidak ada uang kerohiman yang mereka terima.

Ahok menegaskan, tidak ada alasan lagi untuk tidak merelokasi warga di lokasi langganan banjir itu. Dia sudah tidak peduli dengan cacian orang karena tindakannya. Yang terpenting Jakarta bebas banjir.

"Biarin saja masih Jakarta kok, nanti kita pasti bongkar. Coba lihat Jatinegara, masih banjir nggak jalannya? Itu bisa (nggak banjir) itu karena kita nekat bongkar 13 ruko," ucap dia

"Terkadang orang maki-maki saya terserah deh, yang penting saya ada bukti, dulu selalu kan Jatinegara banjir, setelah 13 ruko kita bongkar, nggak ada banjir lagi," tandas Ahok. (Ndy/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya