Liputan6.com, Jakarta - Malang nian nasib Nenek Rup. Ia hidup sebatang kara, sang nenek kini juga tak bisa beranjak dari kasur tipis di rumah seorang warga Kota Serang, Banten.
Sudah hampir 1 bulan, Nenek Rup makan, minum, hingga buang air di kasurnya. Ini semua lantaran sakit yang dideritanya sehingga tak kuasa beranjak dari kasur.
Saat ini nenek berusia 80 tahun itu dirawat oleh orang lain yang sudah seperti keluarganya sendiri, Moel. Moel menampung Nenek Rup di rumahnya, Kampung Kebon Sawo, Kelurahan Cimuncang, Kota Serang, Banten.
Mereka hidup berdua di rumah itu lantaran Moel sudah bercerai dengan sang istri. Saat ini Moel tak punya pekerjaan tetap. Kadang bekerja sebagai kuli panggul di pasar, kadang menjadi tukang bangunan.
Advertisement
Maka pendapatannya pun tak menentu. "Kadang Rp 50 ribu sehari," kata Moel, saat ditemui di kediamannya, Serang, Banten, Selasa (17/02/2015).
"Kondisi ekonomi rumah tangga saya sendiri saja sudah kebingungan, ditambah lagi harus merawat nenek yang harus mengeluarkan biaya beli popok dan obat. Sangat kewalahan," imbuh dia.
Rumah Moel sendiri jauh dari kata layak. Atap rumahnya sudah bocor di mana-mana. Setiap kali hujan turun, air akan membasahi lantai rumahnya.
Nenek Rup tidur beralaskan kasur tipis di bagian ruang tamu kediaman Moel, berdesakan di antara perabotan di ruangan sempit itu.
Sang pemilik rumah mengaku bingung harus bagaimana meminta bantuan untuk si nenek. "Semoga pemerintah bisa membantu dan bisa membawanya ke pantai jompo agar mendapatkan perawatan yang sewajarnya," harap Moel.
Sementara si nenek, tak banyak hal yang bisa diceritakannya. Nenek Rup sudah mulai pikun. Dia bahkan sudah tak ingat berapa jumlah anak yang pernah dilahirkannya.
"Yang saya ingat, anak saya sudah meninggal lama dari kecil," ucap Nenek Rup. (Ndy/Yus)