Pro-Kontra Rencana Jokowi Berkantor di Istana Bogor

Hingga saat ini wacana perpindahan kantor Presiden Jokowi dari Istana Merdeka ke Istana Bogor menjadi perbincangan hangat warga setempat.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 17 Feb 2015, 17:50 WIB
Suasana rapat antara Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama pimpinan Badan Umum Milik Negara (BUMN) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bogor Adanya rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan pindah kantor ke Istana Bogor, Jawa Barat, menuai pro dan kontra dari masyarakat Kota Bogor. Hingga saat ini wacana tersebut menjadi perbincangan hangat warga.

Arief, warga Sempur, Kota Bogor, mengatakan, tidak setuju dengan keberadaan presiden Jokowi di Istana Bogor. Sebab akan menambah kemacetan di sekitar jalan raya Kota Bogor.

"Saya dari sempur ke Pasar Bogor itu biasanya 15 menit naik mobil. Sekarang bisa setengah jam bahkan lebih," ungkap dia di Lapangan Sempur, Selasa (17/2/2015).

Ia menambahkan, arus lalu lintas di beberapa jalan harus dialihkan. Hal itu membuat Arief merasa kesulitan untuk mencapai tempat tujuannya. Apalagi, di beberapa ruas jalan raya banyak aparat Kepolisian yang berjaga di pinggir jalan.

"Akibat dialihkan, saya harus memilih jalan memutar, menjadi tidak efisien waktu dan tenaga," kata dia bernada kesal.

Berbeda dengan Arief, Venny, warga Jalan Riau, Baranangsiang, mengaku tidak merasa resah dengan rencana Jokowi pindah ke Istana Bogor. Menurutnya, di setiap ruas jalan terdapat petugas yang berjaga. Selain merasa aman, juga arus lalu lintas ada yang mengatur.

"Seharusnya kita berpikir ‎positif saja. Mudah-mudahan bapak presiden datang ke Bogor ini membawa kebaikan dan keberkahan. Kita doakan saja yang terbaik buat bapak presiden," ujar dia.

Di tempat terpisah, Kasat Lantas Polres Bogor Kota Ajun Komisaris Polisi, Irwandi, mengatakan pihaknya telah menempatkan dua anggotanya di titik-tititik rawan lalu lintas guna mengurai kemacetan. Titik-titik tersebut antara lain, Jalan Raya Pajajaran, sekitar Kebun Raya Bogor, Empang, dan Jalan Sholeh Iskandar, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Otista.

"Pengaturan lalu lintas kita lakukan sejak jam enam pagi sampai sore hari," papar dia.

Dirinya menerangkan, hingga saat ini ruas jalan raya di sekitar Istana belum mengalami kemacetan arus lalin yang berarti. "Tadi sempat padat karena adanya aksi unjuk rasa masyarakat. Namun kita langsung melakukan pengamanan arus, sehingga kemacetan bisa ditekan," pungkas Irwandi.

Dia menegaskan, Polres Bogor Kota mendapat bantuan personel dari Polda Jawa Barat untuk mengatur lalu lintas di Kota Bogor, saat presiden Jokowi berpindah kantor di Istana Bogor. (Tya/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya