Liputan6.com, Tokyo - Honda Motor Corporation saat ini sedang dirundung berbagai masalah, mulai dari isu kualitas hingga imbas krisis yang dialami produsen penyedia airbag, Takata. Dampaknya, target penjualan yang ditetapkan oleh pabrikan hingga 2017 pun menurun.
Adapun permasalahan yang dialami Honda berawal dari recall yang dilakukan pada model Jazz sebagai dampak dari Takata. Tak hanya itu, masalah juga terjadi pada manufaktur Honda di Meksiko yang berdampak ditundanya peluncuran HR-V di pasar Amerika Serikat, demikian dilansir dari Leftlanenews, Selasa (17/2/2015).
Pihak pabrikan awalnya menetapkan target penjualan mencapai enam juta unit sampai dengan 2017. Dijelaskan Takanobu Ito, Chief Executive Officer and Representative Director of Honda, pabrikan pun kini meminta para pekerjanya lebih berfokus untuk perbaikan kualitas ketimbang menggenjot penjualan sesuai target awal.
Akibat imbas krisis Takata, Honda dijatuhi hukuman denda oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) sebesar US$ 70 juta sebagai sanksi banyaknya korban cidera dan meninggal dunia yang timbul karena masalah pada airbag saat terjadi kecelakaan.
Klik halaman selanjutnya >>>
Next
Rugi ratusan juta dolar AS
Tak hanya harus merogoh kocek untuk membayar denda, Honda juga harus menyiapkan dana hingga US$ 400 juta untuk biaya memperbaiki kendaraan yang di recall. Untuk membantu proses recall yang sedang dihadapi Honda, Takata pun ikut ambil bagian dengan cara mulai menggenjot produksi airbag.
Namun demikian, Honda dikabarkan akan beralih menggunakan airbag dari pemasok lain agar waktu perbaikan kendaraan yang dilakukan sesuai jadwal. Adapun harga airbag yang dibanderol dari pemasok nantinya berpotensi lebih mahal dari Takata.
(Ysp/Gst)
Advertisement