Liputan6.com, Jakarta - Suku bungan acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan deposit facility masing-masing turun 25 basis poin (Bps) menjadi 7,5 persen dan 5,5 persen per 18 Februari 2015. Dengan kebijakan ini, perbankan diharapkan ikut menurunkan suku bunga kredit.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menuturkan, penyesuaian BI Rate dan deposit facility hendaknya disusul oleh penurunan suku bunga deposito dan kredit perbankan.
"Logikanya begitu, BI kan menambah likuiditas di pasar, jadi bank juga diharapkan menurunkan suku bunga deposito dan kreditnya," ujar dia saat ditemui usai Konferensi Pers BI Rate di kantornya, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
Mirza optimistis, aliran modal asing tetap akan masuk ke Indonesia karena fundamental ekonomi terjaga dengan baik, inflasi menurun, peningkatan surplus neraca perdagangan, defisit anggaran terkendali dan suku bunga Indonesia masih menarik.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan, stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap solid karena ditopang ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan.
"Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga serta dukungan modal yang kuat," jelas dia.
Data BI menunjukkan, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan masih tinggi sebesar 19,40 persen atau jauh diatas ketentuan minimum 8 persen di akhir kuartal IV 2014. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap rendah dan stabil dikisaran 2 persen serta kondisi likuiditas membaik terutama didorong ekspansi rekening pemerintah.
"Perbaikan ini berlanjut hingga Januari 2015 terutama disumbang aliran masuk uang kartal paska perayaan akhir tahun," sambung Agus.
Menurutnya, pertumbuhan kredit melambat menjadi 11,6 persen (year on year/YoY) atau lebih rendah dari pertumbuhan di akhir kuartal III 2014 sebesar 13,2 persen. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga pada akhir tahun lalu tercatat 12,3 persen atau melambat dari periode sebelumnya sebesar 13,3 persen.
"Ke depan, sejalan dengan menurunnya suku bunga, kecukupan likuiditas dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, BI yakin pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit akan meningkat masing-masing 14-16 persen dan 15-17 persen," kata Agus. (Fik/Ndw)
Advertisement