Liputan6.com, Jakarta - Rencana penggabungan atau merger bank syariah yang menjadi anak usaha bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum sampai ke telinga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Kajian penggabungan tersebut masih dilakukan Kementerian BUMN melalui tim khusus.
"Belum sampai ke saya tuh, wacana kali ya," ucap dia kepada wartawan ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Sofyan menjelaskan, pemerintah akan menggelar rapat koordinasi (rakor) apabila usulan peleburan bank syariah ini datang dari Menteri BUMN, Rini Soemarno.
"Kalau misalnya diminta Menteri BUMN, kami akan minta semua pihak untuk rakor. Tapi jika itu dalam Kementerian BUMN sendiri dan implikasinya tidak banyak, cukup (rakor) di Kementerian BUMN saja," tegas dia.
Dirinya menilai, perbankan syariah saat itu tumbuh sangat cepat dengan skema bagi hasil sehingga risiko jauh lebih ringan jika terjadi guncangan dari faktor eksternal.
"Saya belum melihat data dan studinya apakah rencana ini bagus atau tidak. Tapi yang bagus itu tingkat perkembangan bank syariah. Jadi ini yang perlu kita dorong adalah pertumbuhan bank syariah karena market share bank syariah masih kecil," ucap Sofyan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN, Teddy Poernama mengungkapkan untuk mengkaji merger bank syariah yang menjadi anak usaha bank pelat merah. Saat ini sudah ada tim khusus yang sedang melakukan kajian tersebut.
"Proses saat ini telah dibentuk tim untuk mengkaji kelayakan rencana konsolidasi anak perusahaan bank syariah tersebut antara lain untuk melihat pro dan kontra dari rencana korporasi dimaksud," kata dia.
Penggabungan bank-bank syariah ini merupakan salah satu langkah organik yang ditempuh Kementerian BUMN untuk mengembangkan industri perbankan syariah di Indonesia.
Teddy menjelaskan dengan tingkat jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa yang mayoritas muslim, penetrasi industri perbankan syariah hingga saat ini masih sangat kecil.
"Perkembangan ekonomi syariah sangat lambat terlihat bank syariah penetrasinya dari sisi asset hanya sekitar 4 persen dibandingkan bank konvensional," tegasnya.
Hingga oktober 2014, jumlah industri bank umum syariah tercatat sebanyak 12 bank, jumlah unit usaha syariah sebanyak 22 bank, BPRS sebanyak 163 bank dan kantor jaringan kantor sebanyak 2.950 unit.
Adapun total aset adalah sebesar Rp 260,39 triliun, pembiayaan sebesar Rp 196,49 triliun dan penghimpunan dana masyarakat sebesar Rp 207,121 triliun. (Fik/Gdn)
Bank Syariah Digabung, Pemerintah Bakal Gelar Rapat
Perbankan syariah saat itu tumbuh sangat cepat dengan skema bagi hasil sehingga risiko jauh lebih ringan.
diperbarui 18 Feb 2015, 16:37 WIBIlustrasi Bank
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mau Hitung Jejak Karbon Sehari-hari? Coba Pakai Fitur Baru Bank Mandiri Ini
Prabowo Jelaskan Pentingnya Pembekalan Menteri di Akmil Magelang
Jelang Manchester City vs Sparta Praha di Liga Champions, Pep Guardiola Beberkan Kondisi Kevin De Bruyne dan Kyle Walker
Sinopsis Drama Korea Diary of a Prosecutor di Vidio, Ungkap Sisi Lain Dari Kehidupan Seorang Jaksa
Sempat Dilaporkan ke Bawaslu, Calon Wali Kota Tangerang Sachrudin Diputus Tidak Bersalah
Donor Darah Hari Jadi Humas Polri, Polisi Harap Masyarakat yang Membutuhkan Terbantu
Hari Santri, Polisi di Rokan Hulu Kunjungi Ponpes Jalin Ukhuwah Sosialisasi Pilkada
BRI Insurance Sabet 2 Penghargaan Bergengsi di Top 20 Financial Institutions Award 2024
Hakim Pemvonis Bebas Ronald Tannur Ditangkap dan Ditetapkan Sebagai Tersangka Suap
Kadin Anindya Bakrie Bentuk Kepengurusan 2024-2029, Ada Menteri hingga Artis
Blunder Surat Kemendes untuk Kegiatan Pribadi, Yandri: Kan Saya Baru Jadi Menteri, Maklumlah
Cak Lontong Tegaskan Visi Misi Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 Bertema Kagak Ribet Dah