Pemerintah Imbau WNI Tak Ikut Politik Praktis di Yaman

Kondisi Yaman masih bergejolak. Saat ini Ibukota negara Sanaa sudah dikuasai pemberontak Houthi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Feb 2015, 17:06 WIB
Asap membumbung di Sana'a, ibukota Yaman, yang digempur milisi Syiah yang datang dari pegunungan.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi masih bergejolak. Saat ini Ibukota negara Sanaa sudah dikuasai pemberontak Houthi.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan. Tidak hanya melalukan evakuasi dan bentuk satgas pemulangan, tapi juga mengimbau agar para warga negara Indonesia (WNI) tak ikut serta dalam politik praktis apa pun di Yaman.

"Kami mengimbau para WNI untuk tidak terlibat politik praktis di negara setempat," ujar Ketua Satgas Pemulangan WNI di Yaman, Gatot Abdulah di Kantor Kemlu Jakarta, Rabu (18/2/2015).

Meski menganggap Yaman sebagai mitra penting karena menjadi salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia, dipastikan pemerintah tidak akan mencampuri semua urusan dalam negeri negara ini.

"Indonesia tak akan campuri politik dan urusan dalam negeri di Yaman. Kita harapkan pergantian kekuasaan berjalan dengan smooth dan damai," kata Gatot.

"Siapa pun yang berkuasa harus terjadi dengan sangat smooth dan tidak tak berlalu bergejolak," jelas Gatot.

Hal itu sangat penting bagi Yaman. Karena jika pergangian kekuasaan berlangsung aman makan kesatuan Yaman bisa terwujud.

Kementerian Luar Negeri RI, dalam siaran pers beberapa waktu lalu, menyatakan terus berkomunikasi dan memantau dari dekat kondisi di Yaman melalui KBRI Sana’a.

Warga Indonesia juga telah diimbau untuk terus waspada dan berhati-hati serta selalu menjalin komunikasi dengan KBRI Sana’a serta sesama warga Indonesia lainnya. WNI di Yaman bisa menghubungi pihak KBRI melalui Akbar Maulana dengan Nomor telepon +967 735 179 246. (Tnt/Yus)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya