Berkantor di Bogor, Jokowi Kurangi Kemacetan Ibukota

Ketersediaan infrastruktur transportasi di kota Bogor harus dibenahi bila Presiden Jokowi memutuskan berkantor di Istana Bogor.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Feb 2015, 14:16 WIB
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto memberikan keterangan tentang catatan awal tahun dan perkiraan ekonomi 2015 di Menara Kadin Jakarta, Kamis (22/1). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mulai berkantor di Istana Bogor, Jawa Barat mulai Senin 16 Februari 2015. Keputusan ini mendapatkan tanggapan beragam, termasuk dari pengusaha.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto menyambut baik keputusan Presiden Jokowi untuk memilih berkantor di Istana Bogor dibanding Istana Merdeka.

Menurut Suryo, dengan sedikit mengalihkan kegiatan pemerintahan ke Istana Bogor, diharapkan bisa mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta.

"Itu gagasan yang bagus bisa sedikit mengurangi kemacetan Jakarta," ujar Suryo saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/2/2015).

Namun jika kepindahan ini akan dipermanenkan, maka ketersediaan infrastruktur transportasi harus terlebih dahulu dibenahi dan ditambah, agar akses dari ibukota ke Bogor menjadi lebih mudah.

"Tapi gagasan ide light rail transit  atau monorail di tengah atau pinggir Jagorawi perlu segera dikebut biar nyaman orang pergi-pulang ke Bogor," kata Suryo.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi beberapa hari ini lebih sering melakukan kegiatan di Istana Bogor. Bahkan beberapa agenda rapat dengan menteri-menterinya telah digelar di istana tersebut. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya