Liputan6.com, Jakarta - Ratusan penumpang Lion Air dengan berbagai rute tujuan terlantar di Terminal 1A Gate 4 dan Gate 5 Bandara Soekarno-Hatta. Penumpukan penumpang ini telah terjadi sejak jadwal penerbangan pukul 13.00 WIB pada Rabu 18 Februari 2015.
Kejadian seperti ini tentu bukan pertama kalinya dialami para penumpang Lion Air. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengakui maskapai milik Rusdi Kirana tersebut memang paling banyak dilaporkan konsumen karena sering delay (terlambat).
Advertisement
"Kalau dilihat dari daftar pengaduan, maskapai Lion Air memang paling banyak diadukan. Salah satunya soal delay ini," tutur Sudaryatmo saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (19/2/2015).
Berdasarkan data YLKI, pengaduan yang diterima lembaga tersebut atas sektor transportasi menempati nomor empat dari total pengaduan konsumen sebanyak 1.192 aduan selama kurun waktu setahun lalu.
Posisi pertama, perbankan dengan 210 aduan, perumahan 157 aduan, jasa dan telekomunikasi 133 aduan, dan transportasi 84 aduan. Sebanyak 61 pengaduan datang dari transportasi udara, darat 22 aduan, dan angkutan laut 1 aduan.
Dari 6 maskapai penerbangan besar di Tanah Air, yang dominan diadukan konsumen kepada YLKI adalah Lion Air dengan total pengaduan 24 sepanjang 2014. Sementara Air Asia, Tiger, Mandala Air masing-masing 6 aduan, Merpati 5 aduan dan Sriwijaya 4 aduan.
Meski sering diadukan, lanjut Daryatmo, Lion Air tetap menjadi favorit penumpang pesawat untuk bepergian karena harga tiketnya yang relatif murah. Untuk itu, Lion Air diharapkan meningkatkan pelayanan agar tidak terus mengecewakan konsumen.
"Kalau dibandingkan Garuda Indonesia, jumlah penumpang yang diangkut Lion Air juga lebih banyak," ungkapnya.
>> Klik selanjutnya: Bayar kompensasi
Selanjutnya
Sudaryatmo mendesak maskapai Lion Air harus memberikan kompensasi kepada para penumpang yang terlantar tersebut. Kompensasi yang diberikan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kompensasi yang diberikan tergantung dari lamanya delay. Mulai dari snack, makan siang, penginapan hingga kompensasi berbentuk uang," katanya.
Tak hanya kompensasi, lanjut Daryatmo, manajemen Lion Air juga wajib memberikan tentang penyebab keterlambatan dan estimasi penumpang bisa berangkat menuju lokasi tujuan.
"Biar penumpang ada kejelasan," tuturnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengimbau agar calon penumpang pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta untuk mengonfirmasi kembali jadwal keberangkatan kepada maskapai.
Selain itu, Angkasa Pura II juga meminta para calon penumpang yang terkena delay agar tetap tenang dan menunggu informasi terbaru dari pihak maskapai atau operator bandara.
"Kami berharap hak calon penumpang sesuai dengan Undang-undang (UU) yang berlaku dapat dipenuhi oleh maskapai," tandas dia.
>> klik selanjutnya: pesawat Lion Air rusak?
Advertisement
Selanjutnya
Ratusan penumpang Lion Air meradang karena terlantar di Bandara Soekarno-Hatta. Berdasarkan info yang beredar, penumpukan terjadi karena sekitar 10 pesawat milik Lion Air mengalami kerusakan sehingga tidak bisa melakukan penerbangan.
"Infonya banyak pesawat yang rusak, cuma tadi sudah ada semacam kesediaan petugas untuk memberikan alternatif setelah kami desak untuk mencarikan penerbangan lain tapi sampai sekarang tidak ada tindaklanjutnya," kata salah satu penumpang Lion Air, Asiwardi Gandhi saat berbincang dengan Liputan6.com.
Asiwardi menuturkan, penumpukan penumpang ini telah terjadi sejak jadwal penerbangan pukul 13.00 WIB pada Rabu 18 Februari 2015.
"Banyak penerbangan Lion yang delay bahkan dari jam 1 siang kemarin. Sampai penerbangan yang jam 5 , jam 6 dan seterusnya hari ini masih ada yang belum bisa terbang," ujarnya.
Asiwardi menyatakan saat ini ada sekitar 600 penumpang yang terlantar dan kebanyakan dengan rute Jakarta-Surabaya. "Tetapi ada yang nyambung kemana jadi yang connecting kalau semua. Ada yang ke Banyuwangi, ada yang sudah booking travel ke Jember, jadi kacau semua," tandasnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Indonesia Slot Coordinator (IDSC) Hemi Pamuhardjo mengatakan pihaknya mendapatkan laporan hanya tiga pesawat milik Lion Air yang mengalami masalah.
"Kasus kemarin malam sesuai info dari Lion, satu pesawat kena birds strike dan dua pesawat kena FOD (foreign object debris). Demikian diinfo," ujarnya.
Birds stike atau biasa juga disebut dengan bird hit atau bird aircraft strike hazard merupakan tabrakan antara pesawat dengan hewan terbang seperti burung. Sedangkan Foreign Object Debris (FOD) yaitu keberadaan benda-benda asing yang dapat merusak mesin dan sistem pesawat, seperti puing dan partikel.
Untuk memperbaiki pesawat-pesawat yang bermasalah tersebut masih membutuhkan waktu, serta sekaligus melakukan penggantian dengan pesawat yang lain.
"Jadi kemungkinan ada re-rotation terhadap pesawat yang ada dan itu butuh waktu untuk back to normal," tandasnya. (Ndw)