Liputan6.com, Baghdad - Amerika Serikat dan Turki resemi menandatangani sebuah kesepakatan untuk melatih dan mempersenjatai kelompok perlawanan moderat di Suriah.
Berdasarkan kesepakatan itu, Amerika rencananya akan melatih sekitar 5.000 oposisi Suriah di beberapa lokasi di Turki.
"Kesepakatan ditandatangani Kamis 19 Februari malam waktu setempat oleh Duta Besar AS John Bass dan Wakil Menlu Turki Feridun Sinirlioglu," ujar juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat Joe Wierichs di Ankara, ibukota Turki, seperti dikutip dari BBC, Jumat (20/2/2015).
Dilansir dari ABC News, kedua negara telah melakukan pembicaraan tentang pakta tersebut selama beberapa bulan.
Pemerintah Turki mengatakan pelatihan oleh tentara Amerika Serikat dan Turki itu kemungkinan dimulai bulan depan, di sebuah pangkalan militer di Kirsehir.
Dengan garis perbatasan bersama Suriah sepanjang sekitar 1.200 km, Turki memegang posisi penting dalam upaya koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat untuk menghadapi kelompok militan, yang menyebut dirinya ISIS yang menguasai beberapa wilayah di Suriah dan Irak.
Tercapainya kesepakatan ini secara prinsip sudah diungkapkan pada Selasa 17 Februari lalu.
Advertisement
Pada hari Rabu 18 Februari, Departemen Pertahanan AS mengatakan mereka telah menyaring sekitar 1.200 oposisi Suriah moderat untuk berpartisipasi dalam pelatihan di Turki, Arab Saudi, dan Qatar. Kongres AS menyatakan telah meloloskan undang-undang otorisasi pelatihan dan menyediakan US$ 500 juta untuk pelatihan sekitar 5.000 pemberontak tahun depan.
Turki selama ini ingin operasi militer dipusatkan pada penggulingan pemerintahan pimpinan Presiden Bashar al-Assad, namun pemerintah AS menjadikan perang melawan ISIS sebagai prioritas.
Bagaimanapun kesepakatan AS-Turki ini dilihat sebagai perkembangan positif dalam hubungan yang kadang diwarnai ketegangan. (Tnt/Sss)
Baca Juga