Liputan6.com, Jakarta Sejumlah penjual ayam melakukan tindakan tidak terpuji karena menjual ayam yang terlihat padat berisi karena diisi air. Suatu video diunggah ke YouTube oleh ABCvideo yang menayangkan proses penambahan air ke dalam ayam potong supaya ayam-ayam itu terlihat lebih padat.
Tayangan itu sendiri tidak menyebutkan waktu dan tempat kejadian, namun tindakan serupa kerap dilakukan di berbagai penjuru dunia.
Advertisement
Dari sejumlah sumber, disebutkan bahwa isi suntikan itu bisa berupa air tawar, air garam, air kaldu, atau kombinasinya. Namun demikian, kebiasaan menyuntikan air garam ke dalam tubuh ayam potong sudah berlangsung sejak tahun 1970-an dengan alasan penambahan rasa dan kelembutan.
Unsur-unsur tertentu juga dicampurkan sehingga garam dan airnya tidak bocor ketika dalam pengangkutan ke tempat penjualan.
Sejumlah pihak menyatakan bahwa penyuntikan ini merugikan konsumen dari sudut pandang keuangan dan kesehatan. Penjualan ayam lazimnya dilakukan berdasarkan berat. Dengan demikian, uang yang dibayarkan oleh konsumen terpakai untuk membayar air yang disuntikkan.
Dari segi kesehatan, jika suntikannya berisi air garam, maka kandungan garam yang masuk dalam tubuh konsumen akan meningkat antara 200 mg dan 500 mg (ayam tanpa suntikan mengandung hanya 45 mg hingga 70 mg garam untuk setiap sajian). Peningkatan kadar garam tubuh manusia telah lama dikaitkan dengan peningkatan resiko kesehatan.
Di Afrika Selatan, pernah ada kericuhan terkait ayam beku (individually quick-frozen/IQF) yang dikenal di sana sebagai ‘braaipacks’. Produk itu mengandung larutan air garam hingga 50% dari beratnya, sehingga pemerintah tergugah mengeluarkan peraturan pemberian label tentang kandungan air garam ini.
Ayam potong beku merupakan produk pangan murah yang laku di kalangan kurang mampu di sana. Potongan-potongan ayam jenis ini sekarang masih dijual dengan label yang menyebutkan kandungan ayam hanya 70%.