Harga Minyak Turun Seret Wall Street Melemah

Harga minyak dunia kembali merosot ke US$ 49,50 per barel dorong sektor saham energi kembali tertekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Feb 2015, 04:52 WIB
(Foto: Bloomberg)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif dengan indeks saham acuan Dow Jones dan S&P 500 tertekan pada perdagangan saham awal pekan ini. Harga minyak melemah mendorong sektor saham energi merosot sehingga menekan indeks saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones tergelincir 23,28 poin (0,13 persen) menjadi 18.117,16. Indeks saham S&P 500 melemah 0,68 poin (0,03 persen) menjadi 2.109,62. Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat tipis 5,01 poin (0,1 persen) menjadi 4.960,97 didorong saham Apple Inc.

Sentimen harga minyak mempengaruhi bursa saham. Harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate turun US$ 1,30 menjadi US$ 49,50 per barel seiring penguatan dolar dan pasokan minyak berlebih. Hal ini juga mendorong indeks saham sektor energi S&P 500 tergelincir 0,6 persen.

Selain itu, rilis data ekonomi seperti penjualan rumah juga menjadi perhatian pelaku pasar. Indeks sektor perumahan turun 0,7 persen setelah penjualan rumah existing turun tajam dalam sembilan bulan.

Pelaku pasar juga mencermati kebijakan bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve. Pimpinan bank sentral AS Janet Yellen akan memberikan testimoni mengenai ekonomi dan kebijakan moneter pada pekan ini sebelum pertemuan senat. Pelaku pasar akan memperhatikan semua indikator untuk mengetahui kapan waktu kenaikan suku bunga.

"Harga minyak melanjutkan pelemahan. Akan tetapi ini cenderung stabil, dan ini juga belum tentu positif. Saat ini tergantung dari kinerja dan berita makro ekonomi yang pengaruhi pasar," ujar Uri Landesman, President of Platinum Partners, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/2/2015). (Ahm/)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya