7 Hal Terlarang Dilakukan Jika Ingin Menjadi Selebtwit

Menjadi seorang selebtwit, tanpa disadari yang bersangkutan akan mempunyai “tanggung jawab moral” kepada para followernya.

oleh Karmin Winarta diperbarui 24 Feb 2015, 12:30 WIB
Menjadi seorang selebtwit, tanpa disadari yang bersangkutan akan mempunyai “tanggung jawab moral” kepada para followernya.

Citizen6, Jakarta Menjadi seorang selebtwit, tanpa disadari yang bersangkutan akan mempunyai “tanggung jawab moral” kepada para followernya. Karena setiap ciapan yang mereka posting selalu ditunggu-tunggu oleh pada fans-nya, apapun isinya. Lalu beramai-ramai mengomentari dan menyebarkannya dengan cara meretweet.
Untuk menjaga hubungan dengan para follower dan untuk meningnkatkan engagement-nya sebaiknya selebtwit, ada baiknya menghindari hal-hal berikut:

1. Hindari ngetwit yang isinya negatif.

Mengekspresikan kejengkelan, kemarahan, ketidakpuasan memang lebih mudah karena tak perlu berpikir daripada menyebarkan energi positif.  Namun agar lebih menarik, ekspresi kemarahan pun perlu dipikirkan bagaimana cara mengekspresikan di timeline. Contoh jika sedang menghadapi orang yang bandel, lemot dan gak paham-paham, kita bisa membuat ciapan dengan, “setiap orang menyimpan kejeniusannya masing-masing.


1

2. Kritis tapi tak perlu perlu keterlaluan

Sikap kritis tetap menarik follower. Pemikiran-pemikiran yang berbeda bisa mencuri perhatian banyak orang. Namun jika semua hal dikritisi, akan membosankan. Jadi carilah momen dan topik yang pas untuk dikritisi. 


2

3. Terlalu banyak kultweet.

Memberikan pencerahan kepada orang lain itu baik, dan di Twitter setiap orang punya kesempatan untuk berbagi ilmu dengan cara kultweet. Asyiknya topik apapun bisa dikultwitkan, mulai hal-hal keilmuan sampai hal-hal kehobian. Mulai tentang periklanan,  sampai hantu dan batu.  Namun biar hidup lebih berwarna, selalu kultweet juga akan membosankan selain juga nanti bisa kehabisan bahan. (Cara mencari bahan twit, nanti akan ditulis tersendiri)


3

4. Harus pede tapi..
Setiap orang unik, menarik dan punya sesuatu yang layak dibagi kepada khalayak. Entah tentang ilmu, pengalaman atau  mimpi-mimpinya. Namun sebaiknya jangan terlalu percaya diri semua hal yang kita miliki menarik bagi orang lain. Sehingga ketika ngetwit, kita harus berusaha menahan diri, agar tidak terlalu keasyikan menceritakan kekerenan diri sendiri. Follower lama-lama akan meninggalkan secara perlahan-lahan.


4

5. Jarang merespon

Internet meruntuhkan teori Six degrees of separation yang dulu populer itu. Di Internet kita bisa berhubungan dengan orang-orang yang kita inginkan secara langsung, tanpa melewati 6 “tingkat” seperti teori di atas. Sehingga di twitter kita bisa difollow oleh siapapun yang menyukai ciapan kita di timeline. Karena itu kita harus merespon memention-mention yang memang perlu direspon dengan cara melakukan konversasi. Memang perlu waktu dan kesabaran jika sudah sampai pada level ini. Akan bagus juga jika menyebarkan info-info gerakan social atau gerakan nonprofit lainnya yang memang valid.


5

6. terlalu Abai. Harus selalu sigap dan update

Saat ini setiap orang adalah media. Kita bisa memproduksi berita informatif yang ada di sekitar kita.  Menjadi orang pertama yang menginformasikan suatu peristiwa penting biasanya akan memperoleh respon yang banyak dan bisa menjadi viral. Ini sangat penting karena nama akun kita akan dikenal (dan mungkin) difollow oleh lebih banyak orang.


6

7. Tak pernah datang ke acara offline

Orang Indonesia, kenalan tanpa kopdar rasanya kurang afdol. Karena itu sering datang ke acara-acara offline sebaiknya juga diagendakan. Dengan kopdar, selain mengenal teman lebih dekat, juga bisas untuk meluaskan networking. Namun saat ini banyak sekali acara offline, jika memang terlalu sibuk, tak perlu mengikuti acara sampai selesai juga okay.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya