Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang menganggap menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di luar negeri masih lebih menjanjikan ketimbang sebagai buruh di Indonesia. Hal itu terjadi karena tingkat kemiskinan di Negara ini cukup tinggi, terutama di sektor pertanian.
"Kenapa Indonesia ini sering malu ke luar negeri karena banyak mengirim TKI, khususnya perempuan untuk PRT. Atau kenapa tingkat kemiskinan kita masih tinggi?," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) saat memberi arahan PTSP di Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Lanjut dia, warga miskin di Indonesia menyebar di daerah-daerah sentra pertanian, desa nelayan dan pegunungan. Dia mencontohkan, rata-rata sebuah keluarga hanya mempunyai 3.000 meter persegi lahan pertanian dengan maksimal 2 orang pekerja.
"Kalau jumlah keluarga 5 orang, sisa 3 orang bekerja di luar sektor pertanian, seperti industri, manufaktur, jasa atau malah pergi ke luar negeri jadi TKI," ucap JK.
Dirinya memberi gambaran, bila seorang petani mampu menghasilkan produksi 2,5 ton-3 ton hasil tanaman per hari dengan harga jual Rp 5.000, maka mengantongi pendapatan Rp 15 juta per bulan. Namun jika tidak mencapai produksi sebesar itu, maksimal hanya membawa pulang Rp 6 juta per bulan.
"Itu artinya cuma Rp 1 juta per orang setiap keluarga. Coba kalau bekerja di industri UMR Rp 2 juta per bulan, kalau ada dua orang yang bekerja saja sudah Rp 4 juta per bulan. Makanya karena cuma Rp 1 juta, mereka pergi ke luar negeri," terang JK.
Atas dasar ini, katanya, Indonesia harus memberantas dan mengurangi kemiskinan lewat industri yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar serta mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
"Untuk itu, kita perlu investasi baik dari pemerintah sendiri, pihak swasta nasional maupun investor asing. Karena kita menyadari kurang modal, kurang skill tapi kita punya lahan, sumber daya manusia dan sumber daya alam," tegas dia.(Fik/Ndw)
JK Ungkap Alasan Warga RI Pilih Jadi PRT di Luar Negeri
Sebagian orang menganggap menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di luar negeri masih lebih menjanjikan ketimbang sebagai buruh di Indonesia.
diperbarui 24 Feb 2015, 14:31 WIBJusuf Kalla (Dok. Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
Arsjad Rasjid: Prabowo Minta Kadin Harus Satu dan Solid
Banjir Parah di Malaysia: Tiga Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Lainnya Mengungsi
Cara Mengobati Sakit Gigi Berlubang: Panduan Lengkap dan Efektif
Polda Jateng Ekshumasi Jasad Siswa SMK yang Ditembak Mati Polisi di Semarang
Toyota Aygo X Facelift Mulai Uji Jalan, Simak Bocoran Ubahannya
Imperialisme Kuno Adalah Sistem Penguasaan Wilayah di Era Pra-Industri
Cara Bikin Pempek Tanpa Ikan: Resep Mudah dan Lezat
287 TPS Akan Gelar Pemungutan Suara Ulang hingga Susulan di Pilkada 2024, Berikut Rinciannya
Tak Cuma untuk Rambut, Ini Manfaat Kemiri untuk Turunkan Kadar Kolesterol Jahat
Perbedaan Lukisan dan Gambar Adalah: Memahami Karakteristik Unik Keduanya
Diaspora Indonesia Cerita soal Manfaat Pajak hingga Nyamannya Jalan Kaki di Korea Selatan
Fahri Hamzah Ungkap Biang Kerok Harga Rumah di Indonesia Makin Mahal