Harga Meroket, Pedagang Minta Pemerintah Gelar Operasi Pasar

Kenaikan harga beras yang terjadi dalam dua pekan terakhir membuat para pedagang khawatir.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Feb 2015, 16:32 WIB
Seorang pedagang menimbang beras di Pasar Sederhana, Bandung, Jabar. Harga bahan kebutuhan pokok seperti beras, sayuran, daging dan telur merangkak naik menjelang datangnya bulan puasa.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga beras yang terjadi dalam dua pekan terakhir membuat para pedagang khawatir. Pasalnya, kenaikan ini menggerus keuntungan para pedagang komoditas pangan tersebut.

Salah satunya pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Ayong (52) mengatakan, kenaikan yang terjadi sudah dibatas kewajaran karena terjadi kenaikan antara Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per kilogram (kg) hanya dalam 2 pekan.

"Memang kalau tiap awal tahun mengalami kenaikan itu wajar karena paceklik. Biasanya naik hanya Rp 300-Rp 500 per kg itu wajar. Tapi kenaikan ini tidak kira-kira dalam 2 minggu terakhir," ujarnya di Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2015).

Untuk mengatasi hal ini, Ayong meminta agar pemerintah segera mengambil langkah, salah satunya dengan menggelar operasi pasar di pasar tersebut. Operasi ini bisa dilakukan oleh Perum Bulog yang memang memiliki tugas untuk menjaga kestabilan harga beras.

"Kami minta tolong dibantu dengan operasi pasar. Kan kalau dioperasi pasar harganya paling hanya Rp 6.900 sampai Rp 7.000 per kg. Kalau pasar-pasar kecil dapat operasi pasar, kami juga ingin kebagian operasi pasarnya," kata dia.

Selain itu, Ayong juga menilai pemerintah tidak perlu melakukan impor untuk menurunkan harga ini. Pemerintah cukup memanfaatkan kemampuan Bulog untuk mengendalikan harga beras.

"Kalau impor saya rasa nggak perlu. Bulog kan punya stok yang banyak. Manfaatkan saja stok beras itu. Nantikan ketika panen, Bulog bisa mengisi lagi stoknya," tandasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya