Liputan6.com, Jakarta Seorang ibu usia paruh baya bernama AB, datang pada saya untuk diterapi. Ia mempunyai kesulitan untuk percaya pada semua orang. Implikasi dari ketidakpercayaan ini ialah dirinya menjadi sulit dalam hubungan sosial, bahkan dalam karir dan bisnis. AB ingin mengetahui apa yang menjadi penyebab kesulitannya tersebut. Ia ingin mengubahnya.
Dalam PLR, kisah demikian yang muncul. Seekor burung berekor merah, berbadan sebesar kucing, mempunyai sayap yang kuat, berparuh panjang dan mempunyai tatapan mata yang tajam, nampak gelisah terbang ke sana kemari diantara pohon-pohon yang berselimutkan salju. Ia sedang mencari sebuah gua, dimana di dalam gua tersebut sang ayah menunggu.
Advertisement
Setelah mencari kesana-kemari, gua itu pun ditemukan. Dalam kelelahan, Ia memasuki gua tersebut, namun sang ayah tak dijumpainya. Ia menelusuri sepanjang gua tersebut, namun sang ayah tetap tak ada. Dengan rasa kecewa ia keluar gua untuk mencari sang ayah di tempat lain namun sayap dan ekornya tersangkut diantara celah gua yang sempit. Ia berusaha melepaskan diri namun tidak bisa.
Akhirnya, sang burung kelelahan dan mati dengan satu kekecewaan, ayah tak ada di dalam gua seperti yang dikatakannya. Dalam tarikan nafas terakhir, sang burung berekor merah berharap bisa melihat ayahnya. Namun, sampai ia mati, ia tak pernah bertemu dengan ayahnya. Hal yang mengejutkan, peristiwa tersebut terjadi pada jaman purba ketika manusia belum ada.
Kembali ke kehidupan kini, muncul kisah ketika si AB berumur 4 tahun. Masa kecilnya ia habiskan di suatu wilayah di NTT. Pada suatu ketika, ketika ia sedang bermain, ayahnya menghampirinya karena ia akan pergi. Ia menjanjikan akan membelikan baju baru. Namun, ayahnya tidak menepati janjinya. Dan sejak saat itu, ayahnya sering tidak menepati janjinya. Sejak saat itu pula, ketidakpercayaan dirinya pada orang lain berkembang. Saat itu, tertanam pola pikir yang salah: “kalau ayahku, orang yang seharusnya mengasihiku tidak menepati janjinya, bagaimana dengan orang lain?”
Dimana letak akar masalah ketidakpercayaan AB ini? Hipnoterapis biasa pasti akan mengatakan di peristiwa ketika AB berumur 4 tahun. Ketika fokus penyelesaian masalah “hanya” di peristiwa masa kecil AB, masalah AB belum tuntas karena akar masalah sesungguhnya ada di peristiwa Si Burung berekor merah yang mencari ayahnya. Selajutnya, AB memberi bentuk “ketidakpercayaan” yang dimilikinya seperti selaput hitam yang menutup mata batinnya.
Bentuk ini dibuang ke dalam cahaya. Kemudian, AB berdamai dengan ayahnya di masa purba, yaitu ayah dari burung berekor merah. AB juga berdamai dengan ayahnya di masa kini. Dengan kata lain, pikiran bawah sadar AB sampai pada titik pengampunan terhadap ayahnya di masa lampau maupun di masa kini. Dalam sugesti, yangditanamkan adalah kata-kata sugestif yang muncul dari “Wisdom”, atau “Sang Bijaksana” AB.
Menurut Sang Wisdom, setiap manusia adalah unik. Mereka pada dasarnya baik. Ketidakpercayaan yang tanpa sebab disingkirkan diganti dengan kepercayaan yang membangun. Sugesti ini mengubah pola pikir salah sebelumnya. Inilah momen “penyembuhan” yang akan mengubah AB untuk bisa percaya pada orang lain sehingga relasi social, karir maupun bisnisnya menjadi lebih alamiah dan mudah ia jalani.
Terlepas dari masalah AB, pembelajaran untuk seorang ayah ialah “tepatilah janji yang sudah kaucapkan pada anakmu, karena dia akan percaya padamu. Ini membuat hidup masa depan anakmu lebih baik karena ia bisa belajar percaya pada orang lain karena ayahnya bisa dipercaya!”.
Heri Siswanto MM, Cht, CI
Cardoner Hypnogreat Elevator
www.hypnogreat.com
081286245888