Sinetron "Duo Datuk" Dikritik

SINETRON &quot;Duo Datuk&quot; yang ditayangkan di layar <i>Ngetop</i>, baru-baru ini, diprotes Ketua Umum Dewan Pembina Badan Koordinasi Kesenian Adat Minangkabau H. Is Anwar Datuk Rajo Perak. Menurut dia, banyak terucap kata-kata yang artinya kotor atau tak pantas diucapkan seorang datuk dalam sinetron itu. &quot;Anwar Fuadi sering menggunakan kata-kata kotor. Dia tahu <i>nggak</i> artinya?,&quot; ujar dia. Ia pun meminta agar tak mempermainkan adat. Sebab, orang Minang terluka dengan sinetron...

oleh Liputan6 diperbarui 20 Okt 2002, 13:46 WIB
SINETRON "Duo Datuk" yang ditayangkan di layar Ngetop, baru-baru ini, diprotes Ketua Umum Dewan Pembina Badan Koordinasi Kesenian Adat Minangkabau H. Is Anwar Datuk Rajo Perak. Menurut dia, banyak terucap kata-kata yang artinya kotor atau tak pantas diucapkan seorang datuk dalam sinetron itu. "Anwar Fuadi sering menggunakan kata-kata kotor. Dia tahu nggak artinya?," ujar dia. Ia pun meminta agar tak mempermainkan adat. Sebab, orang Minang terluka dengan sinetron yang diperankan Him Damsyik dan Anwar Fuadi tersebut. "Sebaiknya distop dan diperbaiki," ujar pria berkacamata itu. Pemain sinetron Anwar Fuadi yang terlibat dalam tayangan berseri itu geram dengan kritikan tersebut. Menurut dia, jika seseorang mau mengeritik sebaiknya menonton dulu sampai beres. "Bersikaplah bijaksana. Nanti pada akhir cerita saya bukan datuk, tapi orang terbuang yang berpura-pura menjadi datuk," ujar pria asal Palembang itu, sewot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya