Viva Yoga: PAN Tak Akan Bernasib Seperti PPP dan Golkar

Viva Yoga menganggap kompetisi menuju kursi PAN I adalah kompetisi persaudaraan antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.‎

oleh Taufiqurrohman diperbarui 24 Feb 2015, 18:21 WIB
Wakil ketua DPR RI Agus Hermanto (kanan), Dewi Coryati anggota DPR RI dari fraksi partai PAN (tengah), Viva Yoga Mauladi (kiri) menunjukan nomenklatur dari Presiden Jokowi, Jakarta, (23/10/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PAN Viva Yoga memastikan Kongres ke-4 PAN yang diselenggarakan pada akhir Februari di Nusa Dua, Bali, akan berlangsung damai dan tanpa ada perpecahan di tubuh partai. Sebab, kedua calon ketua umum yakni Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan bersama timnya saling menjaga kader yang akan memilih keduanya‎.

"Seluruh kandidat sampai saat ini masih saling menjaga. Saya yakin di PAN tidak ada 'anak durhaka', semua 'anak emas' yang berkomitmen mengedepankan partai," kata Viva di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Terlebih, lanjut dia, kader PAN menganggap kompetisi menuju kursi PAN I adalah kompetisi persaudaraan antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.‎

"Keduanya kader terbaik PAN. Saya tegaskan lagi di PAN tidak ada 'anak durhaka' yang akan memecah belah dan mengundang kekuatan partai dari luar," sambung wakil ketua Komisi IV.

Selain itu, sebagai Wakil Ketua Steering Committee (SC), Viva berharap Kongres Bali akan menghasilkan revitalisasi, reunifikasi, dan regenerasi dalam tubuh partai berlambang matahari biru tersebut.

"Kita ingin mengejar yang tertinggal dan merangkul yang terjauh," harap dia.

Kongres ke-4 PAN akan digelar di Bali mulai 28 Februari sampai 2 Maret 2015. PAN yakin dalam memilih ketua umum nanti, tak bakal terbelah seperti dialami PPP dan Golkar.

"Siapa pun yang terpilih, PAN tetap di luar pemerintahan. Tarik-menarik dari dalam dan luar pada waktu Golkar dan PPP gencar, tapi di internal PAN kami berkomitmen, siapa pun ketumnya, PAN tetap di luar pemerintahan," tegas Viva.

Viva menilai dualisme dalam tubuh PPP dan Golkar secara tak langsung merupakan intervensi pemerintah. Tak ingin mengalami hal serupa, Wakil Ketua Komisi IV DPR ini mengaku belajar dari dua partai besar tersebut.

Menurut dia, ada dua faktor yang membuat sebuah partai 'masuk angin'. Pertama, karena internal partai menghendaki itu terjadi atau internal partai lemah sehingga mudah diintervensi dan diprovokasi oknum-oknum di luar partai.

"Agar tidak 'masuk angin', kami mengukur diri dan dan saling melakukan kampanye bahwa akan menggelar kongres sebagai ajang kompetisi yang dinamis," tandas Viva Yoga. (Tya/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya