Meski Padat Penghuni, Rutan Cipinang Miliki 2 Ruang Isolasi TB

Rumah Tahanan Negara Klas I Cipinang, Jakarta Timur merupakan salah satu rutan padat penghuni.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Feb 2015, 19:59 WIB
Aktivitas warga binaan yang terkena penyakit Tuberkulosis di Balai Pengobatan Lapas Cipinang, Jakarta, (24/2/2015). Catatan WHO, kasus TB di lembaga pemasyarakatan di Indonesia, 11 hingga 81 kali dari populasi umum. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Liputan6.com, Jakarta Rumah Tahanan Negara Klas I Cipinang, Jakarta Timur merupakan salah satu rutan padat penghuni. Seharusnya, rumah tahanan yang terletak di Jalan Bekasi Timur ini hanya diisi oleh 1136 tahanan, pada kenyataannya diisi lebih dari tiga ribu tahanan.
 
Meski kondisi lebih kapasitas, Rutan Cipinang masih menyediakan dua ruang isolasi bagi tahanan yang dicurigai tuberkulosis (TB) dan ruang isolasi pengobatan bagi positif TB.
 
"Ini adalah inovasi yang kami lakukan serta kebijakan pimpinan, ditengah-tengah penghuni tahanan berlebih, masih bisa menyediakan ruang isolasi bagi mereka yang dicurigai dan positif TB," terang dokter sekaligus koordinator Poliklinik Rutan Klas I Cipinang Yulius Sumardi SH kepada pers pada Selasa (24/2/2015).
 
Saat masuk, tim kesehatan akan meminta tahanan baru untuk mengisi formulir TB-HIV. Jika dicurigai positif akan masuk ke dala ruang isolasi suspect TB. "Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan lebih lanjut kepada warga binaan lain," jelas Yulius.
 
Apabila dinyatakan positif TB, maka akan masuk di ruang isolasi pengobatan yang berisi sekitar delapan orang dari kapasitas 10 orang. Mereka akan di tempat tersebut selama 2 minggu hingga dua bulan sampai hasil dahak menunjukkan negatif TB. Sesudah negatif, dikembalikan ke blok namun masih dengan pengobatan lanjutan hingga tuntas seperti dipaparkan Yulius.
 
Selama dalam pengobatan TB,  makanan yang diberikan pun akan sedikit berbeda, misalnya, diberikan kacang hijau dan telur beberapa kali dalam seminggu. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya