Dapat Frekuensi Bakrie Telecom, Smartfren Manfaatkan Untuk 4G?

Penambahan luas pita di frekuensi 850 Mhz disebut-sebut akan dimanfaatkan juga oleh Smartfren untuk menyediakan layanan berbasis 4G LTE.

oleh Denny Mahardy diperbarui 25 Feb 2015, 10:45 WIB
Bakrie Telecom memberikan sinyal bahwa perusahaannya mulai fokus ke bisnis aplikasi digital dan meninggalkan bisnis seluler

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyetujui rencana konsolidasi jaringan di spektrum 850 Mhz dari PT Bakrie Telecom Tbk ke PT Smartfren Telecom Tbk.

Penambahan luas pita di frekuensi 850 Mhz disebut-sebut akan dimanfaatkan juga oleh Smartfren untuk menyediakan layanan berbasis 4G LTE (long term evolution).

Namun, perusahaan itu harus melakukan proses lain agar memiliki luas pita yang memenuhi persyaratan teknologi internet cepat tersebut.

Ketika proses penggabungan spektrum selesai, maka Smartfren akan memiliki luas pita sebesar 10 Mhz di frekuensi 850 Mhz yang sudah memenuhi standar minimum penggunaan teknologi 4G LTE.

Supaya bisa memiliki 10 Mhz di spektrum 850 Mhz, Smartfren harus melakukan langkah selanjutnya demi menyediakan layanan 4G. Perusahaan harus memindahkan blok kanal frekuensi miliknya agar berdampingan karena saat ini frekuensi Smartfren dan Bakrie Telecom terpisah dengan masing-masing lebar pita 5 Mhz.

"Proses perpindahan kanal sedang dalam proses negosiasi karena berkaitan dengan perusahaan lain. Sekarang lagi diupayakan mendapat hasil terbaik, semoga bisa selesai segera," ujar Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren di Jakarta.

Djoko juga mengaku perusahaannya tengah membangun jaringan baru yang dimilikinya di frekuensi 2300 Mhz supaya bisa mengadopsi teknologi 4G LTE. Rencananya, perusahaan akan menyediakan layanan berbasis 4G sekaligus di 10 kota besar yang berada di Pulau Jawa.

Layanan 4G milik Smartfren memanfaatkan pita selebar 30 Mhz yang baru saja didapatkan perusahaan telekomunikasi itu dari pemerintah. Frekuensi baru yang dimiliki Smartfren sebagai ganti dari pita selebar 13,5 Mhz di spektrum 1900 Mhz yang terpaksa kena 'gusur'.

(den/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya