Korban Begal Pondok Aren Masih Trauma

Bahkan traumanya semakin menjadi ketika di muncul pesan berantai melalui blackberry messanger ataupun di jejaring sosialnya

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Feb 2015, 10:36 WIB
Ilustrasi Begal Motor

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-dibegal di kawasan Jalan Masjid Batul Hakim RT 02/03, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa 24 Februari 2015 lalu, kedua korban Wahyu (21) san Sri Astriani (19) mengaku masih trauma untuk keluar rumah. Bahkan traumanya semakin menjadi ketika di muncul pesan berantai melalui blackberry messanger ataupun di jejaring sosialnya yang berisi peringatan kembali terjadinya pembegalan.

"Duh, itu benar-benar ganggu. Ini saja belum berani keluar jauh-jauh pakai motor, ditambah banyak broadcast terjadi pembegalan dimana-mana. Semakin takut saya," ujar salah satu korban, Wahyu yang merupakan warga Ciputat Timur, Kamis (26/2/2015).

Sebab, mengahadapi pembegalan itu dirasakan Wahyu sangat mengerikan. Dia pun mengumpamakan peristiwa tersebut antara hidup dan mati. Ketika itu, ia dan temannya Astri dihadapkan dengan situasi mencekam dengan diacungkan samurai oleh pelaku.

"Dan mereka itu tergolong berani. Kemarin lokasi pembegalannya termasuk ramai ada kendaraan lain melintas, tapi mereka (warga sekitar) juga takut mau nolong," ujar Wahyu.

Dia pun meminta, agar teman-teman ataupun warganya untuk berhati-hati saat mengendarai motor, terlebih di malam hari. "Dan tolong, stop broadcast. Saya masih trauma," ujar dia.

Sebelumnya, pada Selasa 23 Februari satu dari empat pelaku begal bernasib nahas lantaran ketahuan perbuatannya oleh warga. Pelaku lalu dibakar hidup-hidup sebelum dihujani sejumlah perlakuan kasar oleh warga.

Bahkan, kejadian nahas tersebut sempat diabadikan melalui video dan diunggah di situs berbagi video, Youtube. Hingga kini teror begal masih terus menghantui jalan Jabodetabek pada malam hari. (Han/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya