Liputan6.com, Bogor - Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto langsung merespons kenaikan harga beras dengan menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Baru Bogor, Kamis (26/2/2015). Dalam sidaknya tersebut Bima menjamin bahwa tidak ada penimbunan beras di Kota Hujan.
Pantauan Liputan6.com, sekitar pukul 16.00 WIB, Bima yang didampingi Direktur Utama PD. Pasar Pakuan Jaya, Andri Latif Asikin langsung mendatangi kios beras yang ada di lantai dua Pasar Baru Bogor. Dalam kesempatan tersebut Bima menanyakan perihal stok beras dan harga beras yang sedang naik.
Advertisement
"Untuk stok memang ada keterlambatan, tapi masih bisa mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Harga memang ada kenaikan imbas keterlambatan tersebut," ungkap Harja, penjual beras kepada Walikota.
Dari hasil sidaknya, Bima mengakui ada kenaikan harga beras seperti di wilayah lainnya. Rata-rata kenaikan beras berkisar antara Rp3000 hingga Rp4000.
Upaya menstabilkan harga beras kembali, Bima menunggu operasi pasar yang akan dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kota Bogor.
Bima juga menegaskan tidak akan ada penimbunan beras di wilayahnya. "Jadi memang ada kenaikan harga beras. Kita menunggu operasi pasar dari disperindag. Tapi dipastikan tidak ada penimbunan," ungkapnya.
Sementara, Dirut PD. Pasar Pakuan Jaya, Andri Latif Asikin mengatakan, pihaknya juga akan terus memantau fluktuasi harga beras.
Selama ini pasokan beras di Pasar Baru Bogor disuplai dari gudang beras Bulog yang ada di kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
"Sejauh ini pasokannya. Kalau terkait kenaikan harga memang dari bulognya harga beras sudah naik. Jadi mau tidak mau harga di pasar juga naik. Alasan kenaikan harnya dikarenakan keterlambatan panen," pungkasnya. (Bima/Nrm)