Liputan6.com, Parma - Manajer AC Parma Sandro Melli mengatakan klubnya akan bernasib seperti kapal Titanic yang tenggelam karena menabrak gunung es. Sementara Parma di ambang kebangkrutan akibat dihantam krisis keuangan. Masalah tersebut bahkan telah membuat seluruh pemain dan staf tidak menerima gaji sejak Juli 2014.
Setelah pekan lalu gagal menggelar laga kontra Udinese dalam lanjutan Liga Serie A Italia karena tidak bisa membayar perangkat pertandingan, kini para pemain harus mencuci jersey sendiri. Tak hanya itu, perlengkapan di ruang ganti juga bakal dilelang.
Advertisement
"Saya menyadari bahwa kami berada di dalam Titanic," kata Melli Corriere dello Sport seperti dikutip Football Italia, Kamis (26/2/2015).
"Di dek paling atas adalah kelas satu, indah, mengkilap, dengan orang-orang menari, seperti (mantan Presiden Tommaso) Ghirardi dan (CEO Pietro) Leonardi. Tapi, kemudian ada tingkat kedua, ketiga."
"Saya pikir kami akan tenggelam. Gunung es adalah lisensi UEFA. Apakah Anda ingat apa yang terjadi dengan Titanic? tambah Melli.
"Mereka yang berada di kelas satu diselamatkan, yang di bawah dibiarkan mati. Tentu saja kapten kapalnya juga ikut tenggelam bersama kapan. Siapa kapten di sini? (Pelatih Parma Roberto) Donadoni tentu saja."
Parma belum pernah memenangkan gelar Serie A. Akan tetapi, Parma pernah dua kali memenangkan Piala UEFA, Piala Winners 1993, dan tiga Piala Italia antara 1992 dan 2002.
Klub ini pernah menjadi runner-up Liga Serie A Italia pada 1997 saat masih dilatih Carlo Ancelotti. Namun, Parma kini terbenam di dasar klasemen sementara dengan poin 10 dari 23 pertandingan.
Baca Juga:
Terungkap, Titisan Aguero Hampir Pindah ke Barcelona