Beredar Kupon Palsu dalam Operasi Pasar di Malang

Bulog Sub Divre Malang awalnya menyiapkan tinta celup yang digunakan untuk menandai jari pembeli yang sudah menebus beras.

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Mar 2015, 07:12 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat meninjau Gudang Beras Bulog , Jakarta, Rabu (25/2/2015). Pada kunjungan itu, presiden meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Malang - Operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan harga beras mulai dilakukan di beberapa daerah. Salah satu lokasi yang menjadi target operasi pasar tersebut adalah Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur.

Ironisnya, operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk menurunkan harga beras tersebut dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk mencari keuntungan dengan memalsukan kupon yang digunakan untuk membeli beras di operasi pasar itu.
 
Dalam operasi pasar yang digelar oleh Bulog Sub Divre Malang tersebut menggunakan kupon yang harus ditebus dengan harga Rp 73 ribu oleh pembeli. Kupon itu digunakan untuk menukar beras sebanyak 10 kg atau setiap kilogram beras dihargai Rp 7.300 per kg.

“Kami menemukan beberapa lembar kupon yang dipalsukan dengan cara difotokopi. Begitu terbukti itu kupon palsu, langsung dirobek oleh petugas kami” kata Kepala  Bulog Sub Divre Malang, Arsyad, seperti ditulis Minggu (1/2/2015).

Meskipun mendapati kupon palsu, petugas Bulog tidak menangkap pembeli dengan kupon palsu tersebut. Petugas hanya menolak memberikan beras kepada mereka yang menggunakan kupon fotokopian tersebut.

Bulog Sub Divre Malang awalnya menyiapkan tinta celup yang digunakan untuk menandai jari pembeli yang sudah menebus beras. Namun karena ada kendala teknis, penggunaan tinta celup urung terealisasi. Semua itu dilakukan sebagai antisipasi praktik kecurangan seperti pembelian beras secara berulang oleh masyarakat.

“Ini semua sudah diantisipasi agar tidak ada kecurangan, tapi karena kendala teknis kami belum bisa memakai tinta untuk penanda bagi pembeli. Tapi masih saja ada kecurangan, kami sangat menyayangkan hal itu,” urai Arsyad.

Operasi pasar di Malang bakal dilanjutkan di tiga titik lainnya yakni di Pasar Merjosari, Kebalen dan Sukun. Masing–masing titik disiapkan sedikitnya 7,5 ton sampai 10 ton beras. Namun secara keseluruhan selama operasi pasar itu disiapkan sebanyak 50 ton beras per hari.

“Minat masyarakat untuk membeli beras dalam operasi pasar ini cukup tinggi. Operasi pasar akan dihentikan kalau harga beras kami nilai sudah stabil,” tandas Arsyad.

sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah siap menjaga pasokan beras agar tidak menimbulkan kenaikan harga. Melalui Perum Bulog, Jokowi menjelaskan stok beras yang tersedia mencapai 1,4 juta ton. Jumlah tersebut cukup untuk menjaga pasokan beras di pasaran.

"Saya tegaskan kembali, berapapun yang di butuhkan di pasar akan kami berikan," kata Presiden Jokowi di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2/2015) lalu.

Jokowi menjelaskan meroketnya harga beras belakangan ini hingga di atas Rp 10 ribu per kilogram (kg) tersebut lebih disebabkan karena masalah distribusi.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa cuaca menjadi kendala utama yang mengurangi kualitas beras dan terhambatnya distribusi dari beberapa daerah. Namun begitu, memasuki bulan Maret dan April, dipastikan Jokowi akan ada panen raya. "Sebentar lagi akan ada panen raya, di situ akan menjadi pasokan baru bagi Bulog," kata Jokowi.

Untuk mengendalikan harga beras, telah melepaskan setidaknya 98 truk yang mengangkut beras dalam rangka operasi pasar. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah ini sekaligus juga mendistribusikan raskin yang dibandrol seharga Rp 1.600 per kg. Sementara untuk harga beras yang difungsikan untuk operasi pasar dibandrol dengan harga Rp 7.400 per kg.

Dalam operasi pasar saat ini, perum Bulog akan menyerahkan sekitar 2.000 ton per hari. Jokowi mengharapkan, dengan operasi pasar maka harga beras kembali di posisi normal. (Zainul Arifin/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya