Liputan6.com, Surabaya - Kungfu, literatur tertua yang membahas berbagai hal tentangnya adalah naskah chun qiu yang berarti musim gugur dan semi. Naskah ini ditulis pada abad 5 sebelum Masehi. Naskah yang bercerita tentang pertarungan tangan kosong yang memadukan unsur kelembutan dan kekuatan.
Sejatinya kungfu bukanlah beladiri. Secara harfiah kungfu merujuk pada keahlian khusus yang ditekuni dalam jangka waktu lama. Budayawan Chriswanto Agus Haryono mengatakan kata kungfu itu dipopulerkan oleh Bruce Lee saat dalam perantauannya di Amerika Serikat.
"Kungfu itu namanya dipopulerkan oleh Bruce Lee. Di mana waktu dia perantauan di Amerika ia mengambil nama kungfu. Sebenarnya kalau di Indonesia khususnya di aliran selatan, itu biasanya kita mengenalnya itu kuntau,"
Bagi Chriswanto, kungfu bukan sekedar bela diri. Tokoh kungfu di Surabaya, Jawa Timur ini percaya kungfu sejatinya mengandung seni keindahan, moralitas, dan filosofi kehidupan yang mendalam.
Sementara wing chun merupakan aliran kungfu yang kondang berkat film Ip Man di tahun 2008. Bintang film laga legendaris Bruce Lee pun sampai berguru pada sosok Ip Man grand master wing chun di Hong Kong.
Bermakna nyanyian musim semi, wing chun mengutamakan struktur tubuh. Mempunyai posisi kuda-kuda layaknya bambu, kuat tetapi lentur, dan stabil namun lincah.
Gerak dan jurus dalam wing chun tak serumit bela diri lain. Unsur keindahan dikesampingkan. Tendangan dalam wing chun hanya sebatas pinggang ke bawah. Ini terkait prinsip dasar bertarung jarak dekat.
Dalam wing chun latihan berulang dengan kawan sangat vital. Teknik chi sao berguna mengasah sensitivitas.
Boneka kayu juga menjadi kawan berlatih. Teknik menggunakan boneka kayu atau mok yan cong dapat membantu memperkokoh struktur tubuh dan mempertajam sudut serangan terhadap titik-titik vital tubuh lawan.
Menggali ilmu belasan tahun, Chandra merupakan satu di antara segelintir sifu atau guru dalam aliran wing chun. Keahliannya terus ditularkan ke generasi muda.
Tersembunyi kekuatan di balik kelembutan. Teknik bertahan dan menyerang melebur menjadi satu.
Wushu, wu berarti ilmu perang dan shu bermakna seni. Mempelajari wushu tak terbatas pada gerakan fisik belaka. Di dalamnya mengandung olah pikiran, pernapasan, pemahaman anatomi, aliran darah, hingga jalur energi tubuh manusia. Wushu bahkan dianggap sebagai jalan kehidupan.
Wushu muncul dari desakan perlunya standarisasi dari ratusan aliran kungfu. Jurus-jurus wushu dibakukan pada pertengahan abad ke 20 agar mendunia dan dapat dipertandingkan dalam kejuaran resmi.
Belakangan filosofi wushu bergeser. Titik berat lebih kepada seni dan olah raga yang berujung pada kompetisi dan prestasi.
Jawa Timur termasuk salah satu gudang bakat wushu di Indonesia. Nico Valentinus Gunawan salah satu satunya. Aliran taolu yang mengutamakan keindahan dan keharmonisan gerak menjadi pilihan Nico.
Berbagai prestasi nasional hingga regional sudah pernah ia rengkuh. Predikat atlet nasional pun disandang Nico. Selain tangan kosong keidahan olah gerak wushu taolu juga menggunakan senjata tajam.
Identik Tionghoa
Advertisement
Dulu wushu identik dengan etnis Tionghoa. Namun kini anggapan itu perlahan memudar. Siapa saja bisa menggeluti wushu tanpa sekat kesukuan.
Gunawan atlet wushu berprestasi menjatuhkan pilihan pada cabang sanshou atau sanda. Ia menggantungkan hidup dari pukulan, tendangan, dan bantingan di atas matras.
Berbeda dengan aliran taolu yang mengedepankan estetika. Sanshou merupakan terapan bela diri wushu sepenuhnya. Seefektif mungkin memasukkan pukulan dan tendangan. Secepat mungkin menjatuhkan lawan menjadi prioritas.
Pergeseran makna prinsip wushu yang bukan cuma sekadar olah fisik menjadi catatan praktisi wushu di Tanah Air. Termasuk di atas gelanggang dengan tuntutan segudang prestasi.
Pelatih wushu asal China Xiao Hai Dong menyatakan, wushu bukan hanya olahraga bela diri namun bisa untuk kesehatan.
"Orang berpikirnya identik ke berkelahi dan sejenisnya. Padahal sekarang wushu itu berkembangnya bukan untuk itu tapi lebih mengutamakan untuk kesehatan badan dan pikiran. Semua lahir bathin kuat," jelas Xiao.
Kapan kungfu pertama kali berkembang di Indonesia, dan bagaimana perkembangannya? Saksikan selengkapnya tayangan Potret Menembus Batas SCTV edisi Senin (2/3/2015) di bawah ini. (Nfs/Ali)