Liputan6.com, Singapura - Bursa Asia menguat setelah para pembuat kebijakan China meningkatkan upayanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya. Bank sentral China akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunganya dan mendorong pergerakan bursa Asia.
Mengutip laman Bloomberg, Senin (2/3/2015), Indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat 0,2 persen ke level 146,44 pada perdagangan pukul 9:08 waktu Tokyo. Indeks saham tersebut menguat 4,2 persen pada Februari dan merupakan penguatan bulanan terbesarnya sejak September 2013.
Advertisement
Penguatan terjadi setelah Yunani menggapai kesepakatan dengan kreditor untuk memperpanjang dana talangan utangnya dan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen menekan kekhawatiran kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks saham Jepang menguat 0,5 persen. Sementara indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,3 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru meningkat 0,2 persen.
Sementara itu, indeks saham Australia S&P/ASX 200 menguat 0,7 persen menanti keputusan bank sentral tentang suku bunga tersebut.
People's Bank of China menurunkan suku bunga deposito bertenor satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,5 persen dan suku buka pinjaman menjadi 5,35 persen dan mulai berlaku 1 Maret 2015. China bergabung dengan gelombang ekonomi global dengan pemangkasan suku bunga keduanya dalam tiga bulan terakhir.
Bank Sentral Singapura hingga di kawasan Eropa juga ikut mengetatkan kebijakan moneternya di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan tingkat inflasi.
"Ekonomi China benar-benar tengah melambat, Anda tak mungkin memangkas suku bunga dua kali dalam tiga bulan, jika semuanya baik-baik saja," ujar Head of Private Wealth Research di Craigs Investment Partners Ltd.
Dia menjelaskan, kini pasar-pasar keuangan tengah digerakkan oleh faktor lain selain pendapatan semata. Kuncinya adalah dengan melihat berbagai kebijakan yang diambil bank sentral di seluruh dunia. (Sis/Ahm)