Liputan6.com, Canberra - Otoritas Australia menyampaikan kabar terbaru soal pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370. Negara yang menjadi salah tim inti pencari tersebut mengatakan, operasi sudah berjalan hampir satu tahun ini kemungkinan besar segera dihentikan.
Mereka menyatakan penghentian ini terkait tidak adanya tanda sama sekali di mana burung besi itu berada. Meski belum mengungkapkan tanggal pasti kapan pencarian dihentikan, diduga kuat pencarian resmi itu berakhir dalam beberapa pekan mendatang.
"Kami tidak bisa selamanya mencari," sebut Wakil Perdana Menteri dan Menteri Trasportasi Australia Warren Tuss, seperti dikutip dari Reuters, Senin (2/3/2015).
"Tapi kami masih akan berupaya melakukan segala cara yang bisa kami lakukan demi mengetahui lokasi pesawat tersebut," sambung dia.
Saat ini rencana itu, lanjut Tuss, sudah dirundingkan dengan Malaysia dan China. Dia pun mengatakan walau akan dihentikan, pihaknya tetap berencana memperluas daerah pencarian sampai 1,1 juta kilometer persegi dari wilayah utama.
"Kami harus mengambil keputusan lain, mengenai seberapa lama pencarian itu berlangsung," kata Tuss.
Malaysia Airlines MH370 hilang pada 8 Maret 2014. Pesawat berjenis Boeing 777-200 ER membawa 239 penumpang. Terdiri atas 152 warga Cina, 38 orang Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh Australia, tiga Prancis, tiga Amerika Serikat, dua Selandia Baru, dua Ukraina, dua Kanada, dan masing-masing satu dari Rusia, Italia, Taiwan, Belanda dan Austria.
Pilot kapal terbang pelat merah Malaysia itu adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah, warga negara Malaysia berumur 53 tahun. Zaharie bekerja di Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang.
Rencananya MH370, akan terbang dari Kuala Lumpur menuju Ibukota China, Beijing. Namun, setelah beberapa jam terbang pesawat itu tiba-tiba hilang kontak.
Pelacakan lokasi di mana MH370 berada merupakan salah satu operasi pencarian berbiaya termahal yang pernah ada. Bahkan dari data yang dikeluarkan Pemerintah Malaysia dan Australia, Operasi ini menelan biaya US$ 40 juta.
Pencarian dilakukan menggunakan kendaraan submersible yang dilengkapi dengan sistem sonar, sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut.
"Eksplorasi oleh Pusat Koordinasi Bersama (JACC) antara Australia, Malaysia, dan China dilakukan pada kedalaman 6 km yang tidak dapat ditembus sinar matahari," demikian diungkapkan pemerintah Australia.
Advertisement
Sejauh ini, Australia telah menyiapkan dana 80 sampai 90 juta dolar Australia. Anggaran itu disebut-sebut sebagai paling mahal yang pernah ada. (Ger/Tnt)