Mendikbud: Konten Kekerasan di Video Game Picu Aksi Begal

Mendikbud Anies Baswedan menilai video game merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya aksi begal.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Mar 2015, 13:48 WIB
Mendikbud Anies Baswedan menilai video game merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anak muda untuk melakukan aksi begal.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, aksi begal motor dan mobil marak terjadi dan terus menerus meneror para pengendara di jalan raya ibukota. Tak hanya terjadi di jalan-jalan sepi, namun aksi brutal yang dilakukan oleh sekelompok anak muda ini juga terjadi di jalan yang ramai.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan angkat bicara menanggapi aksi begal tersebut yang kian hari makin marak terjadi. Anies menduga bahwa salah satu pemicu munculnya aksi begal ini adalah dari beberapa faktor, salah satunya video game.

"Kekerasan yang terjadi ini, seperti tadi saya katakan pendidikan itu ada tiga: rumah, sekolah, lingkungan. Karena itu saya akan lihat yang sekolah, kita harus sama-sama dengan orang tua di rumah dan lingkungan," ungkapnya saat menjadi pembicara di Seminar Pendidikan Karakter di Gedung KAA, Bandung, seperti dikutip dari Antara News, Senin (2/3/2015). 

"Kita harus lihat model-model video game yang kekerasan, yang sekarang keberadaannya luar biasa masif," tambahnya. Ia juga menyatakan bahwa video game dengan konten kekerasan yang kerap kali dimainkan oleh kelompok anak muda pada saat sekarang berpengaruh besar ke tindakan yang akan dilakukan.

Anies juga mengungkap bahwa anak-anak pada zaman sekarang seringkali tidak bisa membedakan jenis kekerasan yang dihadirkan, baik kekerasan virtual yang terjadi di video game dengan kekerasan yang terjadi di kehidupan nyata. Akibatnya, mereka sering menjadikan konten kekerasan virtual yang dihadirkan lewat video game sebagai acuan mereka untuk menjadi contoh dalam pergaulan.

Anies pun menghimbau beberapa tokoh pendidikan di lingkungan sekolah seperti kepala sekolah, guru bimbingan konseling dan wali kelas untuk lebih berperan dan mengontrol muridnya agar tidak lepas dari jalur dan tidak melakukan kekerasan lewat aksi begal. Ia telah membuat materi khusus terkait hal ini dan juga melibatkan para orang tua agar juga bisa menghindari anak-anaknya dari aksi begal.

(jek/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya