Liputan6.com, Jakarta - Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan sempat angkat bicara terkait aksi begal yang marak terjadi di ibukota belakangan ini. Ia mengungkap bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya aksi begal ini adalah video game yang sarat konten kekerasan.
Menurut keterangan di situs resmi Kemendikbud, Selasa (3/3/2015), Mendikbud Anies Baswedan mengatakan bahwa perkembangan anak sangatlah rentan ketika melihat perbedaan yang maya dan yang nyata. Contohnya lewat sinetron dan video game untuk dewasa yang menjadi salah satu faktor yang bisa saja mempengaruhi mereka dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Para orang tua, lanjut Anies, diharapkan sadar bahwa sajian hiburan ini memiliki kategori dan rating tertentu yang dikonsumsi oleh orang dewasa.
Namun demikian, Anies juga menjelaskan bahwa video game yang tepat dapat memberikan dampak positif pada anak, bahkan dapat dirancang khusus sebagai media pembelajaran yang efektif bagi perkembangan kognitif, motorik dan sosial-emosional. Dengan program pendidikan yang baik, anak juga dapat dilatih dari sekadar pengkonsumsi video game menjadi mampu mengembangkan dan berkreasi secara digital.
Bagaimanapun, tak semua video game bisa dimainkan secara bebas oleh anak-anak di bawah umur. Atas alasan-alasan inilah, media yang dikonsumsi oleh anak, termasuk video game, harus memiliki sistem rating yang memberi peringatan pembelinya terkait konten yang harus dimainkan anak dibawah umur. Amerika Serikat sendiri sudah menerapkan sistem rating Entertainment Software Rating Board (ESRB).
Anies juga mengatakan bahwa permasalahan video game di Indonesia adalah karena peredarannya yang begitu masif dan mudah diakses oleh anak-anak dan remaja, terlebih mereka memainkannya tanpa memperdulikan kategori rating. Padahal, ini sangat penting karena berbagai pihak di sekitar anak wajib bertanggung jawab untuk mengawasi anak-anaknya dalam memilih dan bermain video game.
Mendikbud juga mendorong para pecinta game yang telah mengerti sistem rating yang diberikan di dalam game untuk membantu menyebarkannya kepada orangtua dan guru. Penggunaan video game yang baik dan dimainkan dalam porsi yang pas bisa memberikan dampak positif dan menjadikan salah satu media pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan anak.
(jek/dew)
Mendikbud: Orang Tua Harus Tahu Rating Video Game
Mendikbud Anies Baswedan menyatakan bahwa sistem rating video game harus disadari oleh para orangtua.
diperbarui 03 Mar 2015, 13:05 WIBMendikbud Anies Baswedan menyatakan bahwa sistem rating video game harus disadari oleh para orangtua
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hidup Ruwet Banyak Masalah? Amalkan Wirid Singkat Ijazah Habib Novel Ini
Pembanguan Sekolah Terdampak Gempa Garut 5.0 Gunakan Bata Plastik Daur Ulang
Hasil Livoli Divisi Utama 2024: LavAni Juara Usai Menang Dramatis Atas Indomaret
3 Gelandang yang Bisa Direkrut Manchester United di Era Ruben Amorim: Termasuk Jebolan Akademi Klub
Hasil Liga Inggris: Arsenal Kembali ke Jalur Kemenangan, Lumat Nottingham Forest
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester City vs Tottenham, Segera Tanding di Vidio
Mengenal Keunikan Baju Bodo, Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Dulu Dukung Anies, Relawan Hijau Hitam Kini Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta
Hasil China Masters 2024: Sabar/Reza Tembus Final
Jakarta Dental Exhibition International (JADE) Sukses Kenalkan Inovasi Teknologi Kedokteran Gigi di Indonesia
Dapatkan Link Live Streaming Liga Italia Serie A AC Milan vs Juventus, Segera Tayang di Vidio
Hasil Liga Italia: Inter Milan Gilas Hellas Verona