Liputan6.com, Amman Perang terus dilancarkan Raja Yordania, Abdullah terhadap kelompok teror ISIS. Operasi militer ini dilakukan demi membalas dendam atas kematian tragis seorang pilot asal negaranya Moaz al-Kasasbeh di tangan organisasi radikal. Juga untuk mencegah angkara kelompok yang mengklaim diri sebagai Daulah Islamiyah.
Dalam sebuah wawancara, Raja Abdullah mengatakan perang terhadap ISIS sudah sepatutnya dilaksanakan. Bahkan ia menyamakan operasi tersebut seperti Perang Dunia III.
"Seluruh elemen harus bersatu. Maksud saya, seluruh pemimpin, baik negara Arab, negara Islam, dan negara lainnya. Ini adalah perang dunia ke tiga dalam artian yang lain," ujar Raja Abdullah menjawab pertanyaan jurnalis CNN Fareed Zakaria di Istana al-Husseiniya, Amman, Yordania: "Bagaimana seharusnya negara Barat menghadapi ISIS? Dan apakah ini tanggung jawab negara Arab saja, atau negara Muslim atau tanggung jawab Barat yang bakal memimpin serangan?", seperti dikutip dari CNN, Selasa (3/3/2015).
Raja Abdullah menambahkan, perlawanan terhadap ISIS tidak bisa dilakukan salah satu pihak. Ia pun meminta seluruh umat beragama bersatu demi membasmi kelompok teror sadis ini. "Hal ini akan membawa Islam, Kristen dan agama lain bersatu dalam perang (melawan ISIS) ini," jelas dia.
"Jadi ini bukan perang Barat. Jadi ini perang di mana semua pihak harus bersama-bersama melawan ideologi yang telah dianggap menyimpang," imbuh dia.
Kala ISIS mengekskusi Moaz dengan cara dibakar hidup-hidup, Raja Abdullah sontak naik pitam. Bahkan ia bersumpah untuk menghancurkan ISIS. "Kita akan terus mengicar para kriminal itu. Dan akan menyerang mereka, di sarang mereka sendiri," tegas Raja Abdullah saat itu.
Advertisement
Selain itu, Raja Yordania berusia 53 tahun tersebut juga mengaku setuju dengan sikap Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menolak menyebut ISIS sebagai ekstremis Islam. Sebab menurut dia, ISIS bukanlah Islam.
"Dia (Obama) benar. Jadi inilah yang harus dipahami banyak pihak. Mereka mengklaim sebagai Islam. Saat kita tengah berdebat, misalnya ditanya apakah mereka (ISIS) Islam moderat atau ekstremis? Orang-orang menyebut ISIS ekstemis dan mereka sendiri menganggap itu sebagai sebuah kehormatan," jelas Abdullah. "Dan jika ditanya apakah saya moderat atau ekstremis, saya akan jawab bahwa saya muslim."
Tanpa basa-basi, Raja Abdullah memerintahkan memlulai serangan udara di basis pertahanan ISIS. Tidak cuma memerintah sejumlah laporan menyebut, Raja Abdullah menerbangkan sendiri pesawat tempur dan memimpin serangan terhadap ISIS. Langsung di garis depan.
Sebelum menjadi raja, Abdullah II memiliki pangkat Mayor Jenderal dan bertanggung jawab atas Pasukan Khusus Yordania. Ia mendapat sertifikasi sebagai pilot helikopter penyerang Cobra atau Cobra Attack Helicopter Pilot. Pada tahun 1980, sang raja bergabung dalam Royal Military Academy Sandhurst Inggris.
Beberapa pekan lalu, Pemerintah Yordania mengklaim telah berhasil menghancurkan tempat persembunyian ISIS dan membunuh 7.000 anggota kelompok tersebut. Kepala Angkatan Udara Yordania, Mayor Jenderal Mansour al-Jabour mengatakan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi saat ini tengah ketakutan dalam pelarian setelah ribuan anggotanya meregang nyawa. (Riz/Ein)