Bangun 22 SPBG, Kementerian ESDM Anggarkan Rp 1,6 Triliun

Masalah yang membelit penggunaan gas sebagai sumber energi adalah infrastruktur gas yang belum banyak dan masih perlu dibangun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mar 2015, 20:14 WIB
(FOTO:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membangun 22 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Dalam pembangunan tersebut, kementerian akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pembangunan 22 unit SPBG akan dilakukan tahun ini. "Pembangunan SPBG tahun ini mencapai 22 unit," kata Wira, di SBPG Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (3/3/2015). Dalam perhitungannya, pembangunan tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 1,6 triliun.

Jika 22 SPBG tersebut selesai dibangun, maka akan menambah 47 SPBG yang telah ada saat ini. Namun memang, dari 47 yang ada telah ada saat ini hanya ada 28 SPBG yang baru beroperasi. "Total SPBG yang ada sebenarnya mencapai 47 unit tetapi yang riil beroperasi hanya 28 unit saja. Itu adalah sebagian kecil dari yang kita bangun," ungkapnya.

Menteri ESDM, Sudirman Said menambahkan, banyak hal yang membuat sumber energi belum banyak yang menggunakan gas. Beberapa diantaranya adalah masyarakat belum terbiasa menggunakan gas sebagai bahan bakar. Hampir seluruh masyarakat sudah terbiasa menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Selain itu, masalah yang membelit penggunaan gas sebagai sumber energi adalah infrastruktur gas yang belum banyak dan masih perlu dibangun. Masalah pasokan yang belum tertata juga menjadi salah satu alasan.

Sudirman pun juga beranggapan bahwa regulasi mengenai penggunaan gas belum terlalu banyak padahal dengan adanya regulasi tersebut maka bisa mendorong pertumbuhan bahan bakar gas.

"Puzzle nya belum utuh. Ada titik-titik yang belum terkoneksi. Infrastruktur misalnya, stasiun sudah dibangun, tapi konverter kit belum tersedia. Kemudian stasiun ada konverter ada, suplai gasnya masih belum cukup,"paparnya.

Sudirman mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga lima tahun ke depan penggunaan gas sebagai sumber energi optimal.

"Ini tugas ESDM bagaimana caranya supaya infra dari transmisi distribusi sampai ke ritel ini bisa tersambung. Pemerintah punya target dalam lima tahun ke depan yang belum terkoneksi ini menjadi terkoneksi," tutupnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya