Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 2.000 ton beras yang ada di Gudang Bulog Dramaga, Kecamatan Dramaga, Bogor yang diperuntukan bagi rakyat miskin ditemukan berkutu dan tidak layak konsumsi. Kondisi tersebut diketahui setelah Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Ruhendi, melakukan inspeksi mendadak ke gudang Bulog.
"Dalam sidak kemarin kami periksa beras yang akan disalurkan untuk warga miskin, dan hasilnya di luar dugaan. Beras itu banyak kutunya dan tidak layak untuk dikonsumsi," kata Ade saat dihubungi, Rabu (4/3/2015).
Menurutnya, di gudang Bulog tersebut terdapat 2.000 ton beras yang nantinya akan disalurkan untuk warga miskin di Kabupaten Bogor. "Bayangkan 2.000 ton itu bukan jumlah yang sedikit. Ini sangat luar biasa dan bisa membahayakan masyarakat," ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah memanggil semua pihak terkait penemuan hama kutu di dalam beras untuk warga miskin. "Kalau ini dibiarkan saya rasa masarakat miskin yang mengkonsumsi beras raskin bukannya sehat, tapi malah bisa sakit akibat beras raskin yang tidak layak dikonsumsi," tegasnya.
Selain itu, setelah dilakukan pemeriksaan diketahui ada sekitar 15 karung beras yang beratnya kurang dari ukuran yang seharusnya. "Timbangan 15 kilogram (kg) per karung. Tapi banyak yang kurang," kata Ade Ruhendi.
Menurutnya, sidak dilakukan sebagai langkah pengawasan terhadap beras yang akan didistribusikan untuk warga miskin, khususnya untuk wilayah Kabupaten Bogor. Sidak sendiri dilakukan bersama-sama Ketua DPRD dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), bersama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Assisten Kesejahteraan Sosial, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kabupaten Bogor.
Sementara Seksi Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kabupaten Bogor Asep Habudin mengatakan, buruknya kualitas beras untuk rakyat miskin tersebut diisebabkan karena beras sudah lama tersimpan di gudang tersebut.
Dari hasil temuan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melakukan protes ke pemerintah pusat terkait kondisi beras untuk rakyat miskin kabupaten Bogor.
"Di gudang itu ada 2.000 ton beras. Untuk bahan protes kita ke pemerintah pusat kalau beras ini tidak layak dikomsumsi," pungkasnya. (Bima Firmansyah/ Ndw)
Sidak Bulog, DPRD Bogor Temukan 2.000 Ton Beras Raskin Berkutu
Sebanyak 2.000 ton beras yang diperuntukan bagi rakyat miskin ditemukan berkutu dan tidak layak konsumsi.
diperbarui 04 Mar 2015, 16:55 WIBPekerja melakukan aktifitas pengangkutan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Arti Behind: Penjelasan Lengkap dan Penggunaannya
Pilgub Sumut 2024 Jadi Perhatian Khusus PDIP, Yasonna Laoly Beberkan Alasannya
Mulai Tahun 2025, Guru Lolos PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
Cegah 'Money Politics', Relawan Bobby Nasution-Surya Patroli ke Semua TPS
Ajang Pilkada 2024, Disebut Jadi Ajang untuk Mendekati Kekuasaan
Gakkumdu Kabupaten Serang OTT Uang Serangan Fajar Timses Calon Bupati dan Gubernur di Banten
Sosok Ini Jadi Investor Terbesar Proyek Kripto Donald Trump
Liga Champions: Vinicius Cedera, Mbappe Jadi Andalan Real Madrid Lawan Liverpool
Literasi dan Inklusi Keuangan di RI Masih Jomplang, Ini Strategi OJK
Fedi Nuril Sebut Naskah Film 1 Imam 2 Makmum Lebih Horor dari Drama Poligami, Kok Bisa?
7 Potret Prewedding Zumi Zola dan Putri Zulhas, Sama-Sama Siap Menikah Lagi
Profil 2 Paslon Bupati dan Wakil Bupati Garut dalam Pilkada 2024