Liputan6.com, Cilacap - Proses eksekusi terpidana mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah tak lepas dari peran seorang Suhendro Putro, penyedia peti jenazah di seluruh gereja di Cilacap.
Beberapa pekan belakangan ini, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (5/3/2015), Suhendro disibukkan dengan pesanan peti mati. Ia harus menyiapkan beberapa peti mati untuk terpidana yang menjalani eksekusi mati di Lapas Nusakambangan, termasuk seluruh perlengkapannya hingga rapi.
"Belakangnya pos polisi pertama itu tempat mandiin, belakangnya lagi tempat eksekusi," jelas Suhendro pengurus kematian Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cilacap.
Advertisement
Lantas, apa yang dilakukan pascapenembakan? "Ya suruh mandiin sesuai dengan perintah sebelumnya, yang agama Kristen atau Katolik," tambah Suhendro.
Dalam eksekusi pertama lalu ia bersama sejumlah orang, di antaranya sopir ambulans dan keluarga terpidana turut menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Mereka menunggu di kawasan Sodong hingga proses eksekusi rampung.
"Intinya, jam 00.30 WIB saat itu ada 'dor', nah itu artinya eksukusi sudah dijalankan. Aku naiknya 1,5 jam setelah dor," kata dia.
Suhendro menjelaskan, dari Sodong ke lokasi penembakan hanya berjarak 1 kilometer. Suara tembakan jelas terdengar di telinganya.
Untuk eksekusi gelombang ke-2, Suhendro telah menyiapkan peti-peti jenazah untuk para terpidana mati yang rencananya akan dieksekusi pada hitungan hari mendatang. (Mar/Ein)