Ilmuwan Temukan Fosil 'Manusia Pertama di Dunia'

Kelompok ilmuwan menemukan tulang rahang dari manusia yang hidup pada masa 2,8 juta tahun lalu.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 05 Mar 2015, 18:13 WIB
Kelompok ilmuwan menemukan tulang rahang dari manusia yang hidup pada 2,8 juta tahun lalu.

Liputan6.com, Ledi-Geraru - Sekelompok ilmuwan menemukan tulang rahang dari sesosok manusia di Ethiopia. Rahang tersebut diklaim sebagai milik salah satu manusia pertama di dunia.

Rahang tersebut ditemukan di Ledi-Geraru, Afar, Ethiopia oleh mahasiswa setempat bernama Chalachew Seyoum. Dia mengaku sangat terkejut saat kali pertama menemukannya.

"Saat aku menemukannya, aku langsung yakin ini adalah temuan penting. Itu merupakan fosil dari jenis manusia zaman dulu yang hidup di Afrika Timur," ungkap Chalachew Seyoum, seperti dimuat BBC, Kamis (5/3/2015).

Fosil tersebut merupakan rahang bawah dengan 5 gigi. Ukuran giginya lebih kecil dibanding fosil terdahulu dari manusia yang sebelumnya dianggap lebih sepuh.

Kelompok ilmuwan memperkirakan tulang rahang itu berasal dari manusia yang hidup pada 2,8 juta tahun lalu, lebih lama dari perkiraan sebelumnya -- bahwa manusia tertua hidup pada 400 ribu tahun lalu.

"Sebelumnya, fosil tertua diyakinni berasal dari jenis Homo yang rahangnya ditemukan di Hadar, Ethiopia pada sekitar 2 tahun lalu," ujar William Kimbel, Direktur Institute Studi Nenek Moyang Manusia (Institute of Human Origin), Arizona State University.

"Jadi temuan terbaru ini mengundang pertanyaan baru apakah manusia pertama hidup 400 ribu tahun lalu, atau jangan-jangan ada yang lebih tua," imbuh dia.

Selain itu, berdasarkan ukuran rahang dan gigi yang besar, ilmuwan menemukan adanya transisi yang diduga kuat akibat terjadinya perubahan iklim.

Transisi tersebut yakni dari kehidupan yang menetap di suatu tempat, termasuk di pohon, menjadi hidup berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain.Yang awalnya tergantung dari sumber daya alam menjadi hidup mandiri dengan mencoba mengembangkan bahan makanan.

"Ini merupakan transisi paling penting dalam evolusi manusia," ujar Kepala Tim Peneliti Prof Brian Villmoare dari University of Nevada.

Foto dok. Liputan6.com


Spesies "Lucy"

Kepala Tim Peneliti Prof Brian Villmoare menjelaskan, pihaknya juga menduga adanya hubungan antara temuan rahang tersebut dengan spesies Australopithecus sediba yang ditemukan di Ethiopia pada 1970 silam.

Spesies primata mirip manusia yang terkenal dengan nama "Lucy" itu diperkirakan telah ada sejak 3,2 juta tahun yang lalu. Lantas dari temuan itu, apakah manusia merupakan evolusi dari Lucy?

"Itulah yang saat ini sedang kita perdebatkan," ujar Villmoare. Namun sejauh ini belum ada temuan fosil Homo Erectus atau manusia dengan volume otak relatif besar yang hidup pada kisaran zaman Lucy berada.

Senada dengan Brian, William Kimbel mengatakan, "temuan terbaru ini diyakini manusia yang lebih primitif -- yang hidup di antara masa Lucy dan manusia selanjutnya -- karena memiliki ciri-ciri dari campuran kedua jenis tersebut,"

Lebih jauh, hasil rekonstruksi ulang dari tulang milik Homo habilis yang dipublikasikan jurnal ilmiah Nature Journal diduga merupakan turunan dari temuan fosil manusia yang baru ditemukan saat ini.

"Temuan ini membantu kita dalam menelusuri periode evolusi manusia dari jutaan tahun lalu yang selama ini menjadi misteri," ujar Profesor Fred Spoor of University College London.

Sementara itu, Profesor Chris Stringer dari Natural History Museum di London menilai, temuan ini telah mengungkap fakta baru yang sangat penting. Menurut dia, temuan ini setidaknya mengungkap karakteristik 'manusia pertama'. Namun dia menekankan temuan fosil rahang tidak cukup untuk mengungkapnya secara detail.

"Ini merupakan tantangan bagi kita untuk mengungkap bagaimana karakteristik manusia purba pertama, apakah kita berasal dari sosok yang bergigi dan rahang kecil dengan ukuran otak besar, kaki yang panjang atau ciri-ciri lainnya," ujar Chris. (Riz/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya