Harga Emas Terpukul Ekonomi China

Harga emas turun setelah China memangkas target pertumbuhan ekonomi ke level terendah dalam lebih dari dua dekade.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 06 Mar 2015, 07:20 WIB
Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka turun di bawah US$ 1.200 per ounce pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah China memangkas target pertumbuhan ekonomi ke level terendah dalam lebih dari dua dekade.

Dilansir dari Nasdaq.com, Jumat (6/3/2015), harga emas di divisi Comex New York Mercantile Exchange untuk pengiriman April turun US$ 4,6 atau 0,38 persen menjadi US$ 1.196,30 per ounce per ounce. Penurunan tajam tersebut terjadi dalam dua hari berturut-turut.

Harga emas berjangka kemungkinan besar akan menuju level support US$ 1.194,6 per ounce, terendah sejak 3 Maret dan resistance US$ 1.223 per ounce, tertinggi sejak 2 Maret.

Perdana Menteri China, Li Keqiang memangkas target pertumbuhan ekonomi China menjadi 7 persen, dari 7,4 persen pada tahun lalu. Target thersebut menandai pertumbuhan ekonomi terendah di China sejak tahun 1990. Negeri Tirai Bambu ini dikenal sebagai pembeli terbesar kedua logam mulia di dunia setelah India.

Dia menjelaskan, target pada tahun ini memang sejalan dengan ekspektasi pasar dan sesuai dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2014.

Di tahun lalu, ekonomi negara tersebut tumbuh paling lambat dalam 24 tahun terakhir dan realisasinya pun berada di bawah target dari pemerintah China tetapkan di awal tahun.

Target pertumbuhan ekonomi China pada tahun lalu sebesar 7,5 persen. Sedangkan realisasinya ternyata hanya sebesar 7,4 persen. Realisasi tersebut juga mengalami penurunan jika dibanding tahun 2013 yang sebesar 7,7 persen.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), para pedagang masih menunggu rilis laporan pekerjaan bulan Februari pada Jumat ini. Pada hari Kamis, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk pengangguran meningkat ke level tertinggi sejak Mei. Pengajuan pengangguran di pekan yang berakhir 28 Februari naik 7.000 pekan lalu untuk total musiman disesuaikan 320 ribu. (Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya