Harga Nikel dan Emas Tertekan, Aneka Tambang Cetak Rugi

PT Aneka Tambang Tbk membukukan rugi sekitar Rp 775,26 miliar pada 2014.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mar 2015, 15:35 WIB
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas terutama nikel dan emas cenderung turun pada 2014 berdampak terhadap kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Perseroan membukukan rugi Rp 775,26 miliar sepanjang 2014 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 409,94 miliar.

Pendapatan perseroan turun 16,6 persen dari Rp 11,29 triliun pada 2013 dari periode 2014 sebesar Rp 9,42 triliun.  Kinerja perseroan turun ini didorong harga komoditas utama melemah terutama nikel dan emas serta kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral mentah.

Seiring regulasi pemerintah melarang ekspor bijih mineral mentah sejak 12 Januari 2014, produksi bijih nikel perseroan turun 90 persen menjadi 1,14 juta wmt dibandingkan 2013. Volume penjualan bijih nikel tercatat turun 98 persen menjadi 215.400 wmt pada 2014.

Sementara itu, emas masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan bersih perseroan. Kontribusinya mencapai 52 persen atau senilai Rp 4,93 triliun.

Beban pokok penjualan turun 10,72 persen menjadi Rp 8,64 triliun pada 2014. Hal itu mendorong laba kotor turun menjadi Rp 776,49 miliar pada 2014. Laba kotor tersebut turun 51,94 persen dari periode 2013 sebesar Rp 1,61 triliun.

Beban usaha turun menjadi Rp 955,89 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,19 tirliun. PT Aneka Tambang Tbk pun mencatatkan rugi usaha mencapai Rp 179,40 miliar pada 2014.

Dengan melihat kinerja itu, perusahaan tambang milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencatatkan rugi per saham dilusi mencapai Rp 81 pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43.

Total liabilitas naik menjadi Rp 10,11 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 9,07 triliun. Ekuitas turun menjadi Rp 11,92 triliun sepanjang 2014. Perseroan mengantongi kas Rp 2,61 triliun. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya