Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih mengkaji penggantian beras untuk rakyat miskin (raskin) dengan bantuan uang lewat e-money. Langkah itu dilakukan untuk memberikan program perlindungan sosial kepada masyarakat Indonesia yang tepat.
Menurut Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, rencana penggantian raskin dengan e-money sempat dilakukan. Akan tetapi, berdasarkan survei menunjukkan kalau masyarakat lebih memilih beras ketimbang uang.
Advertisement
"Rencana pengganti raskin sedang diperkecil, karena masih ada kekurang tepatan. Kami memang sempat akan melakukan penggantian raskin dengan e-money, tapi survei menunjukkan warga selalu meminta beras dibandingkan uang," kata Khofifah kepada Liputan6.com, saat mengunjungi gudang raskin Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumsel Babel, yang ditulis Jumat (6/3/2015).
Khofifah mengatakan, pihaknya masih akan terus melakukan survei terhadap kebutuhan apa yang diperlukan warga guna menjalankan program perlindungan sosial masyarakat Indonesia.
Saat disinggung tentang indikasi penyelewengan raskin oleh oknum tertentu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Selain itu, Ia juga meminta kepada masyarakat bila menemukan raskin yang terdapat kutu, berwarna kuning dan bercampur batu untuk segera mengembalikan ke Perum Bulog atau Sub Divre masing-masing daerah. Akan tetapi, menurut Khofifah, kualitas raskin yang dipantau masih sesuai standar.
"Pernyataan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) sudah disampaikan ke Rapat Koordinasi (Rakor) Menteri Koordinasi Perekonomian dan Kuasanya di Menteri Sosial (Mensos) RI. Sedangkan untuk kualitas raskin sendiri sudah dijamin oleh Direktur Umum (Dirut) Perum Bulog," kata Khofifah. (Ajeng R/Ahm)