Liputan6.com, Medan - Sebagai taman nasional yang pertama kali di Indonesia, kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) memiliki fungsi yang sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem. Sebab tidak hanya bagi Indonesia, TNGL juga menjadi aset internasional. Namun, kawasan konservasi seluas 1.095.592 hektare yang menjadi habitat 4 satwa langka atau satwa kunci saat ini kondisinya semakin terancam punah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar TNGL (BBTNGL), Prama Wisena saat peringatan Hari Jadi TNGL yang jatuh pada 6 Maret 2015 yang diperingati di Lapangan Merdeka, Minggu 8 Maret 2015.
"Kawasan ini ditunjuk menjadi TNGL sejak 6 Maret 1980. Tapi, dengan luasan itu, saat ini masih banyak kendala dan permasalahan, seperti perambahan atau illegal logging, seperti yang terakhir kita tangkap, ada 4 kasus perambahan, dan saat ini sedang kita proses," kata Prama.
Prama menjelaskan, dalam peringatan ini hal yang juga sangat penting adalah untuk lebih mengenalkan kepada khalayak yang lebih luas. Tak hanya kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan, tapi juga kepada masyarakat di perkotaan.
"Ini untuk mengenalkan 4 spesies kunci di TNGL, yakni gajah, orangutan, harimau dan badak sumatera. Ini penting karena dari data yang kita peroleh, harimau kita banyak yang ada di luar negeri dan telah menjadi pernak-pernik. Di sini, kita ingin lebih memperkenalkan ke khalayak ramai. Kenapa di kota, kita ingin adanya kesadaran yang akan lebih tinggi dan untuk ikut menjaga," papar Prama.
Sementara itu, communication officer Wildlife Consevation Society Indonesia Programme (WCSIP) Rhemawati Wijaya mengungkapkan, kegiatan kampanye ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai keberadaan TNGL. Sebab, saat ini 4 satwa kunci tersebut jumlahnya mengalami penyusutan.
"Dari data yang kita punya, saat ini tersisa sekitar 100 sampai 150 ekor harimau sumatera yang ada di dalam kawasan TNGL, dari 400-600 ekor yang ada di seluruh Sumatera. Penyusutan ini karena maraknya perambahan, perburuan dan perdagangan satwa," ungkap dia.
Rhemawati menambahkan, sekalipun konflik harimau dengan masyarakat juga terjadi di banyak tempat, pihaknya mencatat ada 172 konflik harimau sumatera dalam kurun 2007-2014. Dari situ, 28 ekor hilang dari dalam kawasan. Kemudian, konflik gajah dan masyarakat, baru-baru ini juga menimbulkan korban jiwa di Aceh Tenggara yang berawal dari pembukaan kawasan menjadi perkebunan. (Ans/Mut)
4 Satwa Langka di Taman Nasional Gunung Leuser Terancam Punah
Misalnya, saat ini tersisa sekitar 100 sampai 150 ekor harimau sumatera yang ada di dalam kawasan TNGL.
diperbarui 09 Mar 2015, 09:23 WIBKampanye penyelamatan satwa di Taman Nasional Gunung Leuser. (Liputan6.com/Reza Perdana)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Top 3 Islami: Kisah KH Mahrus Ali Lirboyo Batalkan Penerbangan karena Pesawat Bau Mayit, Amalan yang Dekatkan Perempuan ke Surga
Cuaca Hari Ini Minggu 1 Desember 2024: Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan, Siang Hujan
Hasil Liga Italia Serie A: AC Milan Hajar Empoli, Jay Idzes dkk Digilas Bologna
5 Cara Alami Membakar Lemak Perut di Pagi Hari Tanpa Olahraga
Toyota Hadirkan GR Supra Edisi Terakhir Hanya 300 Unit
3 Resep Bakwan Bakar yang Cocok Disantap Saat Hujan
Milenial dan Gen Z Lebih Sering Konsultasi Keuangan ke AI
Bos BEI Ingin Masyarakat Melek Investasi Saham Syariah
Daya Tarik Umbul Ponggok, Wisata Air Menarik di Klaten
Kemenangan Bersejarah Industri Kripto: Pengadilan Tolak Beri Sanksi Tornado Cash
1 Desember 1959: Perjanjian Antartika Larang Aktivitas Militer di Benua Tersebut
Hasil Liga Inggris West Ham vs Arsenal: Drama 7 Gol Warnai Kemenangan The Gunners atas Tuan Rumah