Waspada, Ada 46.000 Akun Pro-ISIS di Twitter

Pihak Twitter sendiri kabarnya berniat untuk memblokir seluruh akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS.

oleh Adhi Maulana diperbarui 09 Mar 2015, 14:30 WIB
Pihak Twitter sendiri kabarnya berniat untuk memblokir seluruh akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial menjadi salah satu 'kendaraan' utama bagi kelompok militan ISIS untuk menyebarkan pengaruhnya secara luas. Bahkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Brookings Institute, terhitung hingga akhir 2014 kemarin, tercatat ada sekitar 46.000 akun Twitter yang terafiliasi dengan ISIS.

Dilansir laman BBC, Senin (9/3/2015), penelitian bertajuk 'The ISIS Twitter Census' ini ditulis oleh JM Berger dan dibantu oleh pakar IT Johnathon Morgan. Mereka berusaha membutikan bahwa media sosial memiliki kontribusi vital di sektor perang propaganda berskala internasional.

Lebih jauh dipaparkan, dari 46.000 akun Twitter pro-ISIS, mayoritas di antaranya terdaftar sebagai akun yang berasal dari wilayah kekuasaan ISIS, termasuk Irak dan Suriah. Lebih dari 25% di antaranya juga terdeteksi mem-posting tweet menggunakan bahasa Arab.

"Angka 46.000 merupakan dugaan konservatif dalam rentang waktu tersebut. Dugaan maksimal bisa mencapai sebanyak 90.000 akun," tulis Berger dalam laporannya.

Menariknya, hasil penelitian juga menyebutkan bahwa mayoritas akun Twitter pro-ISIS itu tidak pernah sepi penggemar. Rata-rata tiap akunnya memiliki pengikut (followers) lebih dari 1.000 yang juga turut aktif menyebar luaskan pesan propaganda yang dikicaukan.

Menurut pakar pergerakan jihad Aaron Zelin, Twitter memang dimanfaatkan secara optimal oleh ISIS untuk menyebarkan berbagai informasi terkait kegiatan mereka kepada publik internasional. Twitter juga kerap digunakan untuk mendistribusikan isu (viral) teror yang bertujuan untuk merusak moral musuh, atau bahkan kondisi perekonomian.

Selain Twitter, Zelin mengatakan bahwa sejumlah layanan media sosial lainnya, seperti WhatsApp dan Skype juga kerap digunakan oleh para pendukung ISIS dengan tujuan berbeda. WhatsApp dan Skype kabarnya dimanfaatkan untuk misi yang lebih rahasia, seperti perekrutan atau komando strategi.

"Rekrutmen tidak dilakukan secara terang-terangan di Twitter. Sebagian perekrutan terjadi melalui beberapa layanan yang lebih personal seperti Kix, WhatsApp, dan Skype. Apa yang mereka lakukan di Twitter adalah untuk menarik perhatian publik," ujar Zelin.

Pihak Twitter sendiri kabarnya berniat untuk memblokir seluruh akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS. Namun niatan Twitter ini langsung mendapat jawaban dari ISIS berupa ancaman pembunuhan yang dilayangkan kepada pendiri Twitter Jack Dorsey dan seluruh karyawannya.

Belum ada kabar lanjutan apakah pemblokiran akun pro-ISIS ini akan dilanjutkan oleh Twitter atau tidak.

(dhi/isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya