Liputan6.com, Jakarta - Sukses empat semifinalis Liga Super Indonesia (ISL) 2014, tidak lepas dari kokohnya tembok pertahanan terakhir masing-masing tim. Setidaknya, terdapat empat kiper yang masuk menjadi pilar utama tim musim ini.
Kurnia Meiga, I Made wirawan, Deniss Romanovs dan Yoo Jae-hoon memiliki andil sangat penting bagi empat tim tersebut menembus fase empat besar ISL musim lalu. Soal perebutan gelar juara, I Made Wirawan mengungguli tiga pesainganya itu. Tapi ternyata, dari segi statistik, Made bukan "Spiderman" sesungguhnya di bawah mistar.
Advertisement
Jadi siapa "Spiderman" di bawah mistar sesungguhnya? berikut daftar statistiknya versi penyedia data statistik, LabBola. Anda setuju?
Selengkapnya>>
Kurnia Meiga
Kurnia Meiga telah menjadi pilihan Arema sejak 2008. Meski usia tergolong muda, Kurnia memiliki kemampuan mengorganisir daerah pertahanan. Performa Kurnia terhitung konsisten selama lima musim terakhir, membuat dia kini menjadi pilihan utama di bawah mistar Arema.
Musim lalu, adik dari Ahmad Kurniawan ini mampu melindungi gawangnya tidak kebobolan alias clean-sheet dalam 12 laga dari 23 pertandingan. Pemain terbaik LSI musim 2009-2010 itu juga hanya kemasukan 18 gol atau rata-rata 0.78 per pertandingan.
Kiper yang sempat menimba ilmu di Persijap Jepara ini juga mencatatkan statistik yang cukup baik. Dari 2,053 menit total penampilannya, ia berhasil melakukan 65 penyelamatan, ditambah dengan 25 intersep dan 11 sapuan.
Advertisement
I Made Wirawan
I Made Wirawan menjelma menjadi pahlawan Persib Bandung musim lalu. Pemain kelahiran Gianyar, Bali, 33 tahun silam itu termasuk pemain yang cukup disegani di bawah mistar kini. Made--begitu panggilan akrabnya--telah lama malang melintang di Pulau Dewata. Perseden Denpasar, Persekaba Badung, dan Persiba Balikpapan pernah diperkuatnya.
Musim lalu, Made selalu menjadi pilihan utama pelatih Djadjang Nurdjaman di bawah mistar. Made tampil di 27 pertandingan dengan total kebobolan 30 gol. Meski jumlah tersebut di bawah tiga kiper finalis ISL, tapi jika dibandingkan musim 2013, angka tersebut cukup signifikan. Di musim 2013, Made kemasukan 49 gol.
Made memiliki keunggulan menghentikan tembakan. Sepanjang musim lalu, dia sukses melakukan 85 kali penyelamatan, terbanyak kedua setelah Deniss Romanovs (PBR). Momen terbaik Made terjadi musim lalu ketika berhasil menepis penalti Nelson Alom di adu penalti final ISL.
Tidak heran bila Made kerap menjadi pilihan kiper di Timnas Indonesia. Made termasuk kiper yang dibawa ke Piala AFF 2014 lalu. Di timnas, Made menjadi rival utama Kurnia Meiga memperebutkan posisi penjaga gawang utama.
Bila mampu mengantarkan Persib juara, bukan tidak mungkin dia bakal menambah koleksi 9 caps di Timnas.
Yoo Jae-hoon
Akibat peraturan pembatasan pemain asing dalam satu klub, Yoo Jae-Hoon memutuskan pindah dari Persipura Jayapura menuju Bali United Pusam di musim baru LSI 2015.
Suatu kerugian besar bagi tim Mutiara Hitam mengingat sejarah penampilan Jae-Hoon selama berkostum Persipura sangat konsisten. Kiper asal Korea Selatan tersebut berperan besar membawa Persipura selalu sukses menembus final LSI dalam empat tahun terakhir, di mana mereka berhasil meraih gelar juara pada tahun 2011 dan 2013.
Selain itu, bersama ayah dari Mandala Putra Yoo ini, Persipura menorehkan rekor sebagai tim Indonesia pertama yang menembus babak semifinal AFC Cup.
Bermain untuk tim sekelas Persipura yang selalu mendominasi laga, membuat statistik penyelamatan Jae-Hoon memang tidak sebanyak tiga kiper semifinalis LSI lainnya. Total ia membukukan 59 penyelematan dari 23 laga, namun di sini letak keunggulannya sebagai penjaga gawang, yakni dalam hal fokus dan konsentrasi sepanjang pertandingan.
Musim lalu, pemain yang sempat ditawari untuk dinaturalisasi ini tercatat hanya kebobolan 20 gol dengan 11 pertandingan tanpa kebobolan, statistik yang hanya kalah dari Kurnia Meiga (Arema Cronus).
Advertisement
Deniss Romanovs
Secara keseluruhan, jika membandingkan statistik keempat penjaga gawang dan mempertimbangkan pencapaian secara tim, bisa disimpulkan Deniss Romanovs penjaga gawang dengan performa terbaik selama kompetisi LSI 2014.
Eks-pemain Dinamo Bucharest tersebut memiliki rata-rata terbaik dalam hal jumlah penyelamatan, intersep, dan sapuan per pertandingan. Di samping itu PBR yang pada musim 2013 hampir terdegradasi, mampu ia bawa hingga fase semifinal.
Nama penjaga gawang asal Latvia ini sebelumnya cukup asing di telinga pencinta sepak bola Tanah Air. Namun, setelah performa apiknya musim lalu, Deniss Romanovs pantas dinobatkan sebagai kiper terbaik Indonesia Super League (ISL) musim 2014.
Angka-angka statistik tidak dapat berbohong, kiper berusia 36 tahun itu mencatatkan rata-rata 3,6 penyelamatan per pertandingan, catatan terbaik dari seluruh kiper di ISL. Tentu, hal tersebut menjadi salah satu preseden positif, PBR mampu diunggulkan mampu menembus semifinal ISL 2014.
Praktis, performa Romanovs mampu menutupi pemain bertahan PBR yang kurang bersinar. Meski kebobolan 27 gol, pemain dengan postur 187cm ini juga rata-rata melakukan 1 intersep dan 1,4 sapuan per pertandingan. Itu merupakan rataan tertinggi di kompetisi LSI musim lalu sekaligus menjadikan Romanovs sebagai penjaga gawang komplet, kuat saat situasi bola atas maupun kondisi satu lawan satu.
Salah satu penampilan terbaiknya musim lalu adalah di fase delapan besar. Secara mengejutkan PBR memenangkan derby Bandung dengan skor 2-1. Pada laga yang didominasi Persib Bandung tersebut, Romanovs melakukan delapan penyelamatan gemilang untuk kemudian membawa PBR lolos ke semifinal ISL 2014.
Grafis
Berikut grafis empat kiper yang pantas dijuluki Spiderman di kancah ISL musim 2014 lalu.
(Sornong Maulana/Labbola)
Baca juga :
6 Pemain Real Madrid Bergaji Tertinggi Musim Ini
Advertisement