Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan tahun 2014 lalu, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta menjadi lautan manusia. Ketika itu grup musik ternama Slank dan sejumlah musisi menggelar konser 'Salam 2 Jari'. Namun sejatinya acara itu tak sekadar pertunjukan musik, tapi juga menjadi gerakan politik.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (9/3/2015), konser salam 2 jari diyakini memberikan pengaruh politik yang besar kepada publik dalam memenangkan Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
Musik memang tak melulu berfungsi sebagai hiburan. Musik sering kali berfungsi sebagai kritik sosial dan bisa memberikan pengaruh sosial-politik yang kuat.
Grup musik legendaris Koes Bersaudara pernah merasakan dinginnya penjara Glodok, Jakarta. Mereka ditangkap tahun 1965 oleh tentara dari Komando Operasi Tertinggi.
Berbagai spekulasi memang bermunculan. Namun diyakini penahanan tersebut terkait musik Koes Bersaudara yang dianggap mewakili budaya Barat. Sesuatu yang tidak sejalan dengan sikap politik Bung Karno saat itu.
Dalam perjalanannya, sejarah musik Indonesia kerap bersentuhan dengan politik. Yang paling menonjol adalah grup Kantata Takwa yang dimotori Iwan Fals, Setiawan Djody, dan almarhum WS Rendra.
Melalui karyanya, Kantata Takwa melancarkan kritik untuk penguasa Orde Baru. Lagu-lagu Iwan Fals dan Kantata Takwa pun dianggap mewakili sikap politik sebagian warga yang tidak tersalurkan oleh lembaga politik resmi.
Salah satu pentolan grup Slank Bimbim mengatakan, seni punya peran penting dalam melakukan propaganda. Tak hanya musik, sejumlah seni lain seperti film, sastra, dan sebagainya mampu mengubah pola pikir manusia secara cepat.
"Seni ya. Seni bukan hanya musik. Tapi film, buku, puisi, sastra, teater itu adalah propaganda paling cepet buat mengubah pola pikir manusia," ujar Bimbim.
Hari ini, 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Dalam perjalanan sejarahnya musik Indonesia telah berkontribusi membawa perubahan untuk masyarakat. Sudah selayaknya juga kalangan musisi memiliki kepekaan terhadap persoalan kemasyarakatan. (Nfs/Ein)
Hari Musik Nasional: Antara Hiburan, Politik dan Kritik Sosial
Musik tak melulu soal hiburan, tapi juga kerap berfungsi sebagai kontrol sosial dan bisa memberikan pengaruh sosio-politik yang kuat.
diperbarui 09 Mar 2015, 18:57 WIBJokowi kembali melakukan Salam 2 Jari di setiap kesempatan di atas panggung (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Modal Asing Keluar Indonesia Capai Rp 8,81 Triliun di Pekan Ke-3 Desember 2024
Kemegahan Stadion Maguwoharjo di Sleman Usai Direnovasi, Sesuai Standar FIFA
Khasiat Daun Kelor yang Jarang Diketahui
6 Fakta 2nd Miracle in Cell No 7 dari Vino G. Bastian: 1,5 Tahun Godok Naskah, Lee Hwan Kyung Kontrol Kualitas
Armada Bus di Terminal Kalideres Dipastikan Siap untuk Mudik Nataru
Hasil BRI Liga 1 Persib Bandung vs Persita Tangerang: Jaga Rekor Tak Terkalahkan, Pangeran Biru Pepet Persebaya Surabaya
Pria di China Kena Serangan Jantung hingga Hampir Meninggal Usai Dampingi Anak Belajar
Bos Amazon Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Dilaporkan Akan Menikah di Aspen Sehabis Natal
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester United vs Bournemouth, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Ustadz Das’ad Latif Ungkap Nikmat Besar Menjadi Polisi yang Wajib Disyukuri
Sosiolog UI Sebut Lukisan Yos Suprapto Tak Melanggar Etika dan Masih Relevan
Chery J6 Mulai Dikirim ke Konsumen, Anya Geraldine Jadi Pemilik Pertama