Liputan6.com, Damaskus - Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto menemui Menteri Agama Suriah Mohammad Abdel Sattar Al Sayyed di kantor Kementerian Agama negara Timur Tengah tersebut baru-baru ini.
Dalam kesempatan tersebut, ada sejumlah topik yang dibahas, terutama terkait sepak terjang kelompok esktremis ISIS. Menurut Menteri Agama Suriah, kelompok ISIS yang mengklaim Daulah Islamiyah secara sepihak itu melanggar ajaran Islam dengan melakukan sejumlah kejahatan yang kejam, termasuk membunuh.
"Tindakan keji dan biadab yang dilakukan oleh ISIS sangat jauh dari nilai-nilai ajaran Islam," ujar Menteri Al Sayyed dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (10/3/2015). Menurut dia, dunia Islam saat ini tengah mendapatkan serangan yang bertubi-tubi dari ISIS.
Selain ISIS, Dubes Djoko dan Menteri Al Sayyed membahas terkait warga negara Indonesia (WNI) di Suriah. Djoko menyampaikan ucapan terima kasih terkait fasilitas dan pengajaran agama Islam kepada para anak didik, pelajar dan mahasiswa dari Indonesia.
"Saat ini terdapat 24 orang pelajar, mahasiswa Indonesia yang hingga saat ini belum memperoleh Iqomah atau izin tinggal dengan harapan untuk dapat ditindaklanjuti," ujar Djoko kepada Al Sayyed.
Untuk itu, KBRI menyampaikan Nota Diplomatik melalui Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Republik Arab Suriah untuk diteruskan kepada pihak terkait.
Disampaikan pula oleh Dubes Djoko kepada Menteri Agama bahwa pihaknya ingin agar Grand Mufti atau Ulama Besar Suriah untuk dapat berkunjung ke Indonesia dan bersilaturahmi dengan berbagai tokoh agama di Indonesia guna menjelaskan permasalahan sebenarnya yang terjadi di Suriah agar hal yang sama tidak terjadi di Indonesia.
Menteri Al Sayyed itikad baik Dubes RI yang ingin memfasilitasi Grand Mufti Suriah untuk berkunjung ke Indonesia dan menyampaikan keinginan yang sama pula untuk dapat berkunjung ke Indonesia.
Di akhir pertemuan, Menteri Suriah menyerahkan seri buku berjudul 'Fikih Konflik' sebanyak empat jilid untuk menjelaskan fenomena kekerasan berkedok agama yang terjadi di Suriah. Menteri Wakaf berharap agar buku tersebut dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar bisa dibaca banyak orang di tanah air demi memahami secara jernih dan menghindarkan terjadinya hal serupa di Indonesia.
Undang Jurnalis Indonesia
Pada kesempatan berbeda, Dubes Djoko Harjanto dengan didampingi Pejabat Fungsi Politik KBRI Damaskus Didi Wahyudi mengadakan pertemuan courtesy call dengan Menteri Penerangan Suriah Omran al-Zoubi di Damaskus, baru-baru ini guna membahas hubungan bileteral kedua negara terutama di bidang Penerangan, beberapa waktu lalu di Damaskus.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Penerangan Suriah menyampaikan pentingnya peran media Indonesia dalam mengungkapkan sejatinya terorisme dan pendukungnya di kawasan terutama di Suriah.
Menteri juga menyerukan para jurnalis dan media massa Indonesia untuk berkunjung ke Suriah guna melihat langsung kondisi yang terjadi di lapangan.
Dubes Djoko pun menyambut baik usulan Menteri Penerangan untuk menjalin kerjasama saling kunjung delegasi jurnalis dan pertukaran informasi kedua pihak dan berharap dapat terealisasi di masa mendatang karena hal ini dapat memberikan dampak positif bagi kedua pihak.
Selama ini media resmi pemerintah Suriah adalah kantor berita SANA dengan situs onlinenya www.sana.sy yang dirasakan sangat minim dalam mengungkapkan pemberitaan tentang realitas yang terjadi di lapangan.
Dalam sebuah pernyataan di depan pers, Dubes Djoko menegaskan bahwa hubungan kedua negara dalam kondisi selalu berkembang dengan baik. Terkait penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang akan berlangsung di Jakarta dalam waktu dekat, Dubes RI menyampaikan harapannya agar Suriah dapat mengirimkan delegasinya untuk hadir dalam Konferensi tersebut. (Riz)
Energi & Tambang