Tarif Listrik Turun Bikin Boros Energi di Sektor Industri

Harga semakin murah membuat sektor industri boros menggunakan listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Mar 2015, 13:27 WIB
PT PLN (Persero) menunda kenaikan tarif tenaga listrik dalam waktu tiga bulan ke depan meskipun sudah ada aturan tentang penyesuaian tarif per 1 Januari 2015, Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana penurunan tarif listrik untuk golongan industri dinilai kurang tepat. Hal itu akan membuat industri semakin boros menggunakan energi.

Pengamat Ketenaga listrikan dari Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengatakan, saat ini sektor industri di Indonesia masih terbilang boros untuk menggunakan energi listrik. Padahal, penggunaan listrik masih bisa ditekan sebesar 30 persen dari penggunaan listrik saat ini.

"Saat ini industri kita masih boros dalam melakukan penggunaan energi," kata Iwa, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Menurut Iwa, konsumsi listrik golongan pun semakin boros karena harga lebih murah. "Percuma saja program efisiensi energi tidak berjalan, kalau diturunkan," ungkap Iwa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan menurunkan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk golongan industri.  Penurunan tarif tersebut ditomboki dari efisiensi pengeluaran. Jokowi mengungkapkan, penghematan  pengeluaran negara  selama empat bulan telah menghasilkan triliunan rupiah.

"Ada efisiensi empat bulan ini Sesneg baru dapat laporan sekian triliun.  Saya tidak mau bilang besarannya," tutur Jokowi.

Ia menambahkan, penghematan tersebut akan dialihkan untuk menomboki tarif listrik, agar turun. Industri pun akan berjalan sehingga pengangguran berkurang. " Saya instruksikan itu agar dipakai menurunkan tarif," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya