Wapres JK: Pelemahan Rupiah Tak Separah Ringgit Malaysia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang hampir mencapai Rp 13.200 dinilai tidak membahayakan perekonomian Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Mar 2015, 19:16 WIB
Rupiah (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang hampir mencapai Rp 13.200 dinilai tidak membahayakan perekonomian Indonesia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pasalnya pelemahan rupiah ini merupakan imbas dari gejala perekonomian di dunia, bukan gejala yang terjadi di dalam negeri.

"Begini rupiah hari ini Rp 13.000 itu tidak sama dengan rupiah 10 tahun lalu Rp 8.000. Jadi jangan bandingkan rupiah tahun dengan 10 tahun lalu," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Meski pelemahan rupiah kali ini menjadi yang paling tajam di antara mata uang negara lain, namun JK menilai bahwa hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

"Bukan soal wajar (atau tidak), tapi artinya kita bisa berjalan. Ada yang lebih tajam. Kita lebih baik dari Malaysia. Ya hari ini (paling tajam pelemahannya). Mungkin Orang lihat ada masalah-masalah," lanjutnya.

Untuk menjaga agar pelemahan tidak semakin parah, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan terus mengeluarkan kebijakan yang diperlukan.

"Selalu saja yang paling pokok, pemerintah akan tingkatkan ekspor tapi kan itu butuh waktu dan BI akan selalu menyediakan dolar bila dibutuhkan," katanya.

Yang paling penting menurut JK, adalah bagaimana agar pembangunan bangsa berjalan dan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen pada tahun ini bisa tercapai.

"Agresif dan kehati-hatian itu kan berbeda. Agresif juga harus tetap hati-hati. Langkah berikutnya ya biasa saja, bagaimana ekonomi berjalan, investasi ada, perbaikan infrastruktur, kesempatan berusaha, penerimaan negara lebih baik, pajak lebih banyak," tandasnya. (Dny/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya