Liputan6.com, New York - Wall Street melemah karena aksi jual pelaku pasar akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terus terjadi dalam dua bulan terakhir. Perusahaan konsumen dan teknologi menjadi pendorong penurunan Wall Street.
Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3/2015), Indeks Standard & Poor 500 turun 0,2 persen menjadi 2.040,24 pada pukul 04.00 waktu New York, AS. Indeks Dow Jones Industrial Averange (DJIA) turun 27,55 poin atau 0,2 persen ke level 17.635,39. Indeks Nasdaq 100 turun 0,6 persen, terbebani saham-saham di sektor teknologi.
Saham Cisco Systems Inc turun untuk keenam kalinya dalam tujuh hari terakhir. Saham EMC Corp melemah terbesar sejak 2013. Saham Apple Inc merosot ke level terendah dalam sebulan. Saham Tyson Foods Inc dan Pilgrim Pride Corp turun lebih dari 4,3 persen di tengah adanya laporan bahwa telah terjadi flu burung di Arkansas, AS.
Kebalikannya, saham industri keuangan yaitu Citigroup Inc dan Bank of America Corp justru naik kurang lebih 2 persen setelah Selasa kemarin mengalami penurunan tertinggi sejak April 2014.
Kepala Analis U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis, AS, Terry Sandven menjelaskan, penurunan bursa Amerika masih disebabkan sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserved (The Fed). "Pelaku pasar sedang menunggu dan berancang-ancang mengenai langkah yang akan diambil oleh The Fed," jelasnya.
Kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin mulai menaikkan suku bunga di tengah penguatan ekonomi telah membebani pasar saham pada tahun ini. menengok ke Bank sentral lain, sebagian besar justru memangkas suku dan membeli obligasi pemerintah untuk merangsang pertumbuhan.
Penurunan pasar saham Amerika juga dipengaruhi oleh sentimen perolehan laba dalam laporan keuangan. Banyak analis memperkirakan bahwa laba yang ditorehkan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks S&P 500 bakal turun 5,1 persen pada kuartal ini setelah pada tiga kuartal sebelumnya mengalami kenaikan 4,4 persen.
Selain itu, kenaikan nilai tukar dolar terhadap uero ke level tertinggi dalam 12 tahun terakhir juga menjadi sentimen yang mengirim bursa Amerika turun. Pelemahan tersebut menghapus keuntungan yang telah dicetak sejak awal tahun. (Gdn)
Aksi Jual Bikin Wall Street Rontok
Kenaikan nilai tukar dolar ke level tertinggi dalam 12 tahun terakhir juga menjadi sentimen yang mengirim bursa Amerika turun.
diperbarui 12 Mar 2015, 05:14 WIB(Foto: Forbes)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Surat Niaga: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya dalam Dunia Bisnis
Polisi Gandeng Kiai Ajak Masyarakat Terima Hasil Pemungutan Suara
Menaker Usul Upah Minimum Naik 6 Persen, Prabowo Naikkan Jadi 6,5 Persen
Tips Agar Bayi Mau Makan MPASI: Panduan Lengkap untuk Orang Tua
Cara Membuat Puding Agar-Agar: Panduan Lengkap untuk Hidangan Lezat dan Menyegarkan
Tanggapi Soal PPN hingga Opsen, Hyundai Punya Strategi Jaga Penjualan Tetap Stabil
Kadin Indonesia Punya Kisi-Kisi Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
Begini Kondisi Terkini Gunung Ruang di Sitaro
Tengok Gerak Harga Kripto BTT Coin Hari Ini 29 November 2024
Reuni Akbar 212 di Monas Senin 2 Desember: Rizieq Shihab Hadir, Prabowo Diundang
7 Tips Agar Bibir Pink Alami Tanpa Perlu Lipstik, Aman dan Mudah Dilakukan
Perawatan Kulit Berjerawat Perlu Pendekatan Dermatologis, Ini Alasannya