Liputan6.com, Canberra - Seorang remaja asal Melbourne, Australia nekat bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Namanya Jake Bilardi atau yang dijuluki Jake 'White Jihadi'. Belakangan, pemuda 18 tahun dikabarkan tewas dalam aksi bom bunuh diri di Irak.
Akun Twitter organisasi yang berafiliasi dengan ISIS mengunggah foto Jake saat mempersiapkan ksi bom bunuh diri di Provinsi Anbar. Sasarannya adalah markas tentara.
Advertisement
Sejauh ini sulit untuk memastikan kebenaran klaim ISIS tersebut. Namun melalui foto tersebut, ISIS menyatakan Abu Abdullah al-Australi, nama lain Jake Bilardi, merupakan salah satu bomber mereka.
Menurut laporan resmi Pemerintah Irak, sejumlah lokasi di Provinsi Anbar menjadi sasaran aksi pengeboman pada Rabu 11 Maret 2015. Salah satunya adalah markas tentara. Polisi setempat menyebutkan, ada 12 bom mobil meledak secara bersamaan di sejumlah lokasi di Ramadi.
"Dalam serangan bom bunuh diri itu, 17 orang meninggal dunia dan 38 lainnya cedera," ujar salah satu polisi.
Dalam foto yang beredar, seperti dikutip dari laman ABC News, tampak sebuah mobil yang sedang melewati gang berdebu. Lampu dan kaca pintu belakang mobil itu telah rusak. Lalu, terlihat ada sosok pria kurus berambut panjang, yang mirip Jake Bilardi, duduk di belakang kemudi.
Dalam sebuah blog yang ditemukan The Guardian Australia, Jake menulis namanya dengan Abu Abdullah al-Australi. Di blog itu, ia mengaku berencana melancarkan aksi bom di Melbourne yang menargetkan konsulat asing.
Dari blog tersebut, diketahui bahwa Jake juga mempersiapkan serangan dengan menggunakan pisau dan granat di sejumlah pusat perbelanjaan dan di kafe Melbourne.
"Aku akan meledakkan diri sendiri menggunakan sabuk dengan bahan peledak," tulis Jake Biladir dalam blog tersebut. "Operasi ini semakin dekat, dan di sini merupakan tempat bagiku untuk menceritakan semuanya."
Dalam laman tersebut, ia juga mengaku mulai muncul keinginan untuk bergabung kelompok ekstremis sejak usia 5 tahun setelah melihat serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Pihak keluarga juga dilaporkan menemukan alat peledak di rumahnya setelah Jake menghilang pada Agustus 2014 lalu. Remaja tersebut kemudian diketahui melarikan diri ke markas para militan sadis.
Menanggapi informasi tersebut, pihak Deplu Australia menyebut saat ini sulit memastikan kebenaran informasi kematian warga Australia yang berada di Suriah dan Irak. Namun mereka telah mengimbau warga Negeri Kanguru untuk segera meninggalkan kawasan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan informasi terkait nasib Jake justru menunjukkan kebrutalan ISIS. "Ini sungguh mengerikan. Kita akan berusaha keras mencegah, menjaga, dan mencari pemuda Australia yang kemungkinan menjadi korban selanjutnya," tandas Abbott.
Pengamat dari Australian National University (ANU), Professor Michael Wesley berpendapat, "Saya tidak heran jika remaja seusia Jake Bilardi bisa bergabung dengan ISIS, karena kelompok ini memang menyasar anak-anak muda."
Jake Bilardi sebelumnya oleh media di Inggris disebut sebagai White Jihadi yang berasal dari Inggris. Namun kelompok media Fairfax di Australia belakangan menyebut bahwa Jake adalah remaja asal Melbourne. Phak ABC telah mengkonfirmasi dua sumber yang mengenal Jake Bilardi, dan membenarkan identitas remaja tersebut. (Tnt/Sun)