Ketemu Jokowi, Wanita Ini Langsung Minta Proyek

Liputan6.com, Jakarta - Nama Nurana Indah Paramita menjadi sosok yang belum banyak dikenal orang. Wanita berusia 29 tahun ini‎ adalah penemu pembangkit listrik bertenaga arus laut di dunia.

Mita, nama sapaannya, telah memenangkan 'Mandiri Young Enterpreneur' saat dirinya usia 25 tahun. Saat ini temuannya telah diujicobakan di beberapa tempat di pulau-pulau di Indonesia.

Hanya saja, uji coba tersebut masih bersifat terbatas, mengingat harus ada pihak-pihak yang mau bekerjasama dalam hal permodalan jika pembangkit listrik tenaga arus laut tersebut diterapkan.

Hari ini, Mita menjadi salah satu pengusaha yang menarik Presiden Jokowi dalam acara Gerakan Nasional Kewirausahaan 2015 yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri di Jakarta Convention Centre (JCC).

‎"Mita, mana Mita? Maju sini, tolong jelasin usahamu itu bagaimana?," tanya Jokowi di atas panggung kepada Mita, Kamis (12/3/2015).

Tak melewatkan kesempatan, Mita langsung menjelaskan cara kerja pambangkit listriknya dan dapat ditempatkan di beberapa kriteria lokasi kepulauan di Indonesia.

"Kalau investasinya kita jual sama dengan solar cell (pembangkit listrik tenaga surya) yaitu US$ 4.000 per kilowatt (kw) dan ini bisa menjadi solusi pemerintah dalam menerangi daerah-daerah pulau terpencil," jelas Mita.

Tanpa basa-basi, dirinya langsung meminta kepada Jokowi untuk dapat menggunakan karya Mita tersebut dalam program-program pemerintah. "‎Jadi kalau bisa, Pak Jokowi semoga pembangkit ini bisa dipakai untuk mendukung program pemerintahan bapak," tegas dia.

Jokowi pun langsung menanggapi apa yang Mita sampaikan suatu hal yang cerdas. "‎‎Ini Mita ini pandai memanfaatkan peluang, baru saja daat seperti ini (kesempatan), langsung minta proyek," sambung Jokowi.

‎Penciptaan pembangkit listrik tenaga arus laut ini pada awalnya merupakan tugas akhir Mita, yang kemudian berlanjut dari penciptaan pembangkit listrik tenaga arus laut.

Latar belakang yang membuat Mita untuk menciptakan pembangkit listrik tenaga arus laut ini, juga untuk mengatasi berkurangnya cadangan minyak bumi, batu bara dan gas alam, yang sudah seharusnya Indonesia mulai mencari en‎ergi alternatif dan memanfaatkannya. (Yas/Ndw)