Liputan6.com, New York - Penguatan terbaik dolar dalam 6,5 tahun terakhir sejak 2008 kini terganjal aksi para investor yang menanti sinyal Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga AS. Dolar mengalami koreksi pertamanya dalam tujuh hari terakhir sejak Kamis pekan lalu.
Mengutip laman Bloomberg, Jumat (13/3/2015), dolar melemah sebelum The Fed menggelar pertemuannya terkait suku bunga pekan depan.
Advertisement
"Pergerakan semalam sangat konsisten dengan koreksi kecil di tengah penguatan terbesar dolar sepanjang sejarah," kata Sam Truck, pakar strategi mata uang senior di ANZ Bank New Zealand Ltd.
Dia memprediksi pekan depan rupiah akan bergerak lebih lamban menanti `sabar` yang diungkapkan The Fed. Banyak investor menerjemahkan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya pada September.
Indeks dollar memang mengalami sedikit pelemahan di level 1.212 pada perdagangan pukul 10.17 waktu Tokyo. Sebelumnya, dolar AS menguat selama enam hari berturut-turut ke level tertinggi sejak 2004 dan melemahkan sejumlah mata uang.
Sejak awal 2015, nilai tukar dolar telah menguat 7,2 persen. Selama sepekan dolar menguat 2,2 persen terhadap euro dan 0,5 persen terhadap yen.
Sementara itu, Foreign-Exchange Strategist di Credit Agricole SA Mark McCormick menjelaskan, dolar melemah di tengah laju penguatan yang sangat cepat. (Sis/Nrm)